Scroll untuk baca artikel
Berita

Program LPPM Unand Dievaluasi, Rektor Unand Batasi Insentif, Dosen Mulai Muak ?

×

Program LPPM Unand Dievaluasi, Rektor Unand Batasi Insentif, Dosen Mulai Muak ?

Share this article
LPPM Universitas Andalas

EKSPRESNEWS – Program insentif dosen dari LPPM Unand sebelumnya, menjadi titik temu tidak hanya peningkatkan kreativitas dan semangat bahkan peningkatan insentif yang bisa dinikmati para dosen Unand. Namun, pada pertengahan tahun 2024, Rektor Unand Efa Yonnedi menghentikan dan melakukan evaluasi terhadap program tersebut.

“Rektor menghentikan karena ingin melakukan evaluasi sehingga program di LPPM itu terhenti setelah periode kedua tahun 2024 sehingga tidak ada pencairan insentif pada peridoe ketiga (periode akhir),” ungkap salah seorang dosen yang tidak ingin disebutkan namanya kepada wartawan, Senin 3 Februari 2025 di Padang.

Kendati sebelumnya Sekretaris Universitas Andalas Aidinil Zetra juga menginformasikan hal yang serupa, namun dalam setiap kebijakan tentu ada pro dan kontra yang bermunculan. “Program memang dihentikan dan kemudian perlu dilakukan evaluasi terkait program insentif tersebut dan kembali dilanjutkan pada tahun 2025, tentu dengan kebijakan tertentu,” ungkap Aidinil Zetra sebelumnya.

Namun, pandangan berbeda dari mantan dosen yang cukup vokal di Unand kepada EkspresNews mengatakan bahwa insentif yang diterima dosen melalui proses LPPM terbilang cukup memberikan dampak signifikan sehingga problematika finansial dosen bisa terpenuhi.

“Dengan adanya program itu dulu cukup memberikan pengaruh positif terhadap persoalan finansial dosen secara keseluruhan. Tapi setelah di evaluasi malah berdampak buruk, buruk kan itu, jika dosen kehilangan insentif,” ungkapnya.

Selain itu, salah seorang dosen Unand pun turut berkomentar, sejak program LPPM Unand itu ada dirinya mengaku muak dengan ulah-ulah dosen yang mengklaim terbitan buku yang dalam 1 tahun bisa ratusan buku, lalu HKI ratusan banyaknya. “Logika 100 buku itu cukup bagus untuk di highlight, tanya betul bagaimana caranya menulis 100 buku dalam 1 tahun itu. Sayapun muak dengan cara-cara seperti itu,” tuturnya.

Lantas, bagaimana rektor Unand Efa Yonnedi memandang persoalan ini kedepan walau sang rektor telah melimpahkan kepada Sekretaris Universitas. Begitu juga dengan Ketua LPPM, Marzuki yang memilih diam hingga saat ini. (Abdi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *