EkspresNews.com – Dalam memeriahkan Hut Kota Solok ke-47 tahun 2017 ini. Dinas Pertanian Kota Solok bekerja sama dengan Komunitas Pecinta Ayam Kukuak Balenggek (KPAKB) Sumbar, menggelar Lomba Ayam Kukuak Balenggek dipusatkan di Halaman Balaikota Solok, Minggu (3/11). Kelangsungan acara itu adalah suatu rangkaian dalam memeriahkan HUT Kota Solok yang jatuh tepat tanggal 16 Desember 2017. Momentum Lomba ini dihadiri ratusan peserta dari berbagai daerah di Sumbar dan beberapa perwakilan dari provinsi tetangga.
Lomba khas Minangkabau ini memperlombakan tiga kelas. Yakni kelas landik (kokok minimal 3 tingkat), kelas boko (kokok minimal 5 tingkat) dan kelas istimewa (kokok minimal 7 tingkat). Serta kelas favorit yang diambil dari ayam yang dinilai memiliki kokok yang indah dengan suara yang merdu.
Setelah dipertandingkan sejak pagi hingga sore harinya, akhirnya untuk kelas landik, juara 1 diraih ayam bernama Cindelaras, pemilik Bujang dari Laing, Kota Solok. Juara kedua diraih Pitalah 5 milik Ar dari Pitalah, Kabupaten Tanah Datar. Sementara juara ketiga diraih Akak, juga dari Pitalah.
Untuk kelas boko, juara pertama diraih ayam bernama Badai, milik Nada dari Alahan Panjang, Kabupaten Solok. Juara kedua menjadi milik TBK2, milik Ilham dari Tembok Laing, Kota Solok. Dan juara ketiga diraih ayam Karanjang, milik Fadli dari Laing, Kota Solok.
Sementara itu, kelas istimewa, diraih ayam dengan nama Jalak, asal Pitalah, Kabupaten Tanah Datar. Sementara untuk kelas Favorit, diraih ayam dengan nama Balang, milik Damar Resto dari Bukit Tandang Kabupaten Solok.
Lomba tersebut dibuka langsung Walikota Solok Zul Elfian dan dihadiri olek Kepala Dinas Pertanian, Kadis Lariwisata, Kepala OPD Kota Solok lainya, Muspida, Ketua LKAAM Kota Solok. masyarakat dan pencinta ayam kukuak balenggek dari berbagai daerah di Sumbar dan provinsi tetangga. Dalam arahannya,
Zul Elfian mengharapkan kegiatan ini terus dilestarikan. Agar keberadaan ayam kukuak balenggek ini di kemudian hari tidak tinggal cerita. Yakni tentang adanya varietas unik di Solok.
“Kita harapkan ayam unik ini menjadi ikon di Solok. Jadi tidak terhenti sekadar lomba kali ini, tapi ada tindak lanjut. Sejingga akan lahir varietas-varietas baru dan mempunyai keunikan tersendiri. Kita siap menjadikan ini sebagai iven tahunan dan kalender wisata di Kota Beras Serambi Madinah,” ungkap Zul Elfian.
Sementara itu, Ketua Komunitas Pecinta Ayam Kukuak Balenggek (KPAKB) Sumbar, yang juga sebagai ketua panitia Eri Satri Dt Rajo Kuaso, menyatakan Ayam Kukuak Balenggek adalah plasma nutfah Sumbar yang berada di stadium 4 punah. Eri Satri menyatakan saat ini, berbagai komunitas pecinta, melestarikan dengan menciptakan varietas baru. Contohnya Ayam Randah Batu Balenggek.
“Lomba ini merupakan salah satu upaya menyelamatkan spesies ayam yang sudah langka dan terancam punah. Ayam kukuak balenggek merupakan salah satu spesies ikonik Solok (Kota Solok, Kabupaten Solok dan Solok Selatan). Ayam ini belum pernah ditemukan di daerah lain di Indonesia maupun dunia. Ayam ini tergolong ke dalam ayam penyanyi, karena mempunyai suara kukuak yang merdu dan enak didengar,” bebernya.
Eri Satri menilai, Saat ini, pencinta ayam kukuak balenggek sedang gencar-gancarnya mengembangkan ayam kukuak balenggek hasil persilangan. Seperti ayam randah batu. Ayam ini merupakan keturunan dari persilangan ayam randah batu dengan ayam kukuak balenggek, sehingga suara dan tingkatan kokoknya sangat khas dan hanya ada di Solok.
Lebih lanjut diungkapkan Eri Satri, saat ini, juga sedang dikembang varian kinantan cantuang gombak bawuak. Ayam merupakan salah hewan kebanggan dalam legenda Cindua Mato. Merupakan satu dari tiga hewan kesayangan Cindua Mato.
Dua hewan lainnya adalah kuda gumarang dan kerbau sibinuang. Ayam ini merupakan ayam berwarna serba putih dengan memiliki gombak (bulu di atas kepala) dan memiliki cantuang (bulu di belakang leher) serta bawuak (jenggot di bawah paruh).
“Ayam jenis ini merupakan persilangan ayam kinantan yang memiliki cantuang, gombak dan bawuak. Ayam ini perlu dilestarikan karena merupakan kekayaan sumber daya genetik ternak Indonesia yang perlu dilindungi,” jelas Eri Satri.
Namun kata dia, Selama ini minat masyarakat untuk memelihara jenis ayam kukuak balenggek ini semakin menurun. Malah ayam jenis ini telah banyak dibawa keluar daerah sehingga populasinya terus berkurang.
“Dengan diadakanya lomba ayam kukuak balenggek di Kota Solok ini. Kita mendorong upaya tumbuh kembangnya penangkar ayam kukuak balenggek, meningkatkan gairah para penggemar ayam tersebut, serta memperkenalkan ayam kukuak lebih luas kepada Masyarakat,” tuturnya. (Roni)