JAKARTA, EKSPRESNEWS.COM – Mengapa harga kopi Starbucks mahal? Ternyata ini alasannya. Ada faktor mengenai harga kopi Starbucks mahal dibandingkan bisnis kopi lainnya.
Beberapa usaha kopi asal Amerika yang tersebar di beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, Korea Selatan juga memiliki harga tidak ramah kantong. Salah satunya harga kopi Starbuck di Indonesia yang termurah yakni Rp35.000 serta termahal ada yang mencapai Rp70.000 jika menambahkan beberapa topping tambahan.
Lantas mengapa harga kopi starbucks mahal? Ternyata ada tiga alasan yang memengaruhinya.
Alasan pertama adalah kualitas biji kopi yang dimiliki merupakan terbaik dunia. Pemilihan biji ini dilakukan dengan cermat hingga sempurna. Ibaratnya ada kualitas tinggi maka harga produksinya juga mahal.
Alasan kedua adalah biaya tenaga kerja. Starbucks mempekerjakan barista terampil yang meluangkan waktu untuk membuat setiap cangkir kopi dengan tepat. Perhatian terhadap detail ini menambah harga produknya mahal. Alasan ketiga adalah biaya sewa.
Kedai kopi Starbucks biasanya berlokasi di lokasi real estat utama. Biaya sewa yang tinggi ini diteruskan ke pelanggan dalam bentuk harga lebih tinggi.
Namun, meski dengan harga mahal, kopi Starbucks masih menjadi salah satu pilihan kopi paling populer.
– Sejarah Kopi Starbucks
Pada awalnya, kedai kopi Starbucks ini pertama kali didirikan oleh 3 orang lelaki, yaitu, Zev Siegl, Gordon Bowker, dan Jerry Baldwin. Pembukaan gerai Starbucks untuk pertama kalinya tersebut dilakukan pada tahun 1971 yang terletak di Seattle, Amerika Serikat, atau lebih tepatnya di Pike Place Market.
Bukan tanpa alasan, latar belakang para pendiri brand tersebut memutuskan untuk membuka kedai kopi miliknya sendiri adalah karena kegemaran mereka akan kopi dan teh. Terkait nama Starbucks sendiri didapat dari nama tokoh dari sebuah novel berjudul Moby Dick, yaitu sebuah novel klasik buatan Herman Melville di tahun 1851.
Pada tahun 1980, Seigl memutuskan hengkang dari brand Starbucks, dan jabatan presiden perusahaan berada di tangan Baldwin. Tepat di tahun 1981, seorang sales alat dapur bernama Howard Schultz mengunjungi kedai Starbucks pertama tersebut.
Ketika berkunjung, Schultz langsung terpesona dengan kedai kopi tersebut dan memutuskan untuk berkarir dalam bisnis itu. Mengacu dari situs resmi Starbucks, Schultz saat ini telah menjadi direktur pemasaran dan operasional dari retail perusahaan franchise tersebut.
Di awal masa kerjanya di tahun 1982, Schultz mendapatkan tugas untuk meningkatkan dan mengembangkan penjualan melalui sejumlah strategi. Berkat pengalamannya sebagai seorang sales, ia mampu membagikan kemampuannya di bidang marketing kepada pegawai guna memberikan pelayanan dengan lebih baik lagi. Tidak hanya itu, Schultz juga membagikan brosur kepada pelanggan agar lebih mudah dalam mengenali setiap produk yang ditawarkan oleh brand minuman tersebut.
Berlanjut ke tahun 1983, ia berkunjung ke Italia guna menghadiri suatu pameran. Ketika berada di Italia, Schultz merasa terkagum-kagum dengan kafe yang berada di sana dan ingin menerapkan konsep kafe yang sama pada kedai Starbucks. Akan tetapi, gagasan tersebut ditolak oleh Bowker dan Baldwin karena sejumlah alasan.
Tepat pada tahun 1992, brand kopi tersebut langsung mendapatkan banyak penggemar dan terus berkembang hingga saat ini. Memasuki awal abad 21 sekarang ini, brand tersebut terus berkembang dan bertumbuh dengan pesat hingga mampu membuka setidaknya 30 ribu gerai yang tersebar di seluruh penjuru dunia. (Selvia)