EkspresNews.com – Sebagai upaya menekan penularan virus Corona COVID-19 yang saat ini dinyatakan pandemi global oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO, masyarakat diminta disiplin jalankan protokol kesehatan, terutama di pasar tradisional.
Beberapa daerahpun melakukan berbagai upaya sosialisasi kepada masyarakat yang terkait langsung dengan aktifitas publik, seperti jasa angkutan dan pasar khususnya pasar traditional.
Kota Sawahlunto sendiri terhitung 2 April 2020 selama satu bulan kedepan telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Non Alam terkait covid-19 yang diperkuat dengan Surat keputusan Nomor : 188.45/155/WAKO-SWL/2020.
Tentu terkait dengan status terbaru ini, langkah kongkrit terhadap percepatan penanganam wabah semakin terukur dan jelas. Salah satunya upaya pencegahan kerumumnan yang tidak dapat dihindari seperti aktifitas Pasar yang mengurus persoalan hidup ini.
Beberapa warga yang peduli penanganan ini mengungkapkan kekhawatiran melihat kondisi pasar yang sampai saat ini hanya dibekali dua unit media cuci tangan yang terletak di pintu mask pasar. Sementara hampir mayoritas pedagang ( pendatang) tidak menggunakan masker, apalagi sarung tangan .
Sekretaris Gugus Tugas Tanggap Darurat Bencana Non Alam COVID-19 Kota Sawahlunto Adriyusman,S.Sos melalui sambungan selular kepada ekspresnews.com Rabu(15/4) mengatakan pihaknya melalui gugus sudah memberikan himbauan dan sosialisasi secara stimulan, baik melalui media, spanduk, bahkan intruksi langsung walikota Sawahlunto kepada seluruh ASN dan OPD dilingkungan Pemko Sawahlunto agar mematuhi protokol kesehatan terkait covid-19.
Sementara untuk maskerisasi warga pemko juga sudah memberikan instruksi khusus agar Desa kelurahan, dan OPD membuat masker untuk kebutuhan masing masing wilayah.
” Sudah ada beberapa desa yang merealisasikan seperti Desa Santur , Kolok dan beberapa tempat Kain “, kata adriyusman.
Bahkan lanjutnya, Gugus tugas ini sudah meminta Bantuan TNI/Polri untuk menegur warga dijalanan yang masih belum menggunakan masker. Sampai nantinya setelah percepatan terealisasi akan ada sanksi bagi yang tidak mengidahkan.
Sementara Koordinator Lapanagan UPTD Pasar Sawahlunto Gusrizal saat ditemui disalah satu Lapak warung Eti-Daniel mengakui lemahnya tingkat kepatuhan khususnya warga yang beratifitas dipasar, baik pedagang sendiri.
Kalau dihitung , kebutuhan maskerisasi pedagang itu berkisar 700 sampai 1000 pcs. Namun dikatakannya untuk jumlah besar ini memang tidak tau sumbernya dari mana.
” Besar Harapan kami ada solusi dari Pemerintah atau donatur, padahal jika ada bantuan masker yang disalurkan melalui kami UPTD tentu kami bisa menindak pedagang yang tidak mengindahkan “, ujar Gusrizal lagi.
Kemudian disamping Hand sanitizer yang Baru ada disatu tempat, Pihak UPTD juga berharap tiga tempat lagi bisa dipasang, kemudian selain masker kalau bisa sarung tangan untuk pedagang, dikarenakan pedagang ini sifatnya berkeliling tentu pribahasa Mencegah lebih baik daripada mengobati sangat tepat kita terapkan, pungkas Gus lagi.