Catatan Abdi Masa
EkspresNews.com – Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengadakan seminar bersama wartawan yang bertugas di Padang, Selasa (19/12/2017).
Indra Sukma, S.Kom Kepala Bidang Layanan Komunikasi dan Informasi Dinas Kominfo Sumbar mengatakan pers dalam perjuangan bela negara yang pada hari ini bertepatan dengan hari Bela Negara. “Selain itu, ini merupakan rangkaian kegiatan Pra Hari Pers Nasional (HPN). Terima kasih kepada teman-teman wartawan yang telah hadir pada hari ini,” ujarnya.
Kabid Layanan Komunikasi dan Informasi menyampaikan permohonan maaf dari Kepala Dinas yang mendapatkan tugas ke Kemenkominfo di Jakarta. “Untuk itu, kami menyampaikan permohonan maaf dari Kepala Dinas,” terangnya.
Sementara itu, Indra menyampaikan bahwa saat ini banyak anak-anak yang tidak mengetahui apa itu hari Bela Negara. “Bahkan ada anak-anak kita yang tidak tahu dengan Hari Bela Negara, ini tanggungjawab kita bersama termasuk pers untuk menyampaikan Hari Bela Negara itu,” ujarnya.
Narasumber pertama yang menyampaikan makalah, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumbar Heranof. “Bela Negara atau Hari Bela Negara ini dimulai pada era Presiden SBY tertuang dalam Kepres 26 Tahun 2008,” ungkap Heranof yang saat ini juga memimpin RRI Sumbar.
Pada saat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) Radio Republik Indonesia (RRI) ditetapkan sebagai siaran Bela Negara. “Disinilah nama Syafruddin Parawiranegara ditunjuk sebagai kepala PDRI, tidak sampai satu tahun, tapi disana terlihat peranan pers dalam perjuangan bela negara,” terang Heranof.
Lebih lanjut, Heranof menyebutkan bahwa tantangan pers perlu menjadi saringan dari informasi hoax yang beredar melalui media sosial. “Selain net/saringan, peredaran informasi hoax di media sosial sangat cepat sekali. Untuk itu, perlu kita perhatikan bahwa informasi yang beredar itu tidak bisa dipertanggungjawabkan, apalagi cuma beredar di media sosial,” ujarnya.
Heranof mengingatkan bahwa sebagai media, pers memiliki tatanan fungsi. Pada dasarnya, di media pers, memiliki tanggungjawab dan tentunya ada sumber-sumber yang terpercaya. “Jadi pers bukanlah sumber hoax yang disebutkan. Hoax itu bersumber dari informasi yang beredar di media sosial, sehingha wartawan harus menjadi penyaring berita untuk pembacanya,” tutupnya. (Abdi)