EkspresNews.com – Di tengah ancaman pandemi virus mematikan covid 19 yang mengakibatkan tercabik-cabiknya sendi-sendi perekonomian rakyat KPK mengajukan usulan mobil dinas baru ke pemerintah, tanpa rasa empati sedikitpun terhadap amanat penderitaan rakyat orang-orang pintar yang disebut wakil rakyat di Komisi III DPR RI langsung menyetujui usulan KPK tersebut.
Untung saja, Artidjo Alkostar dan kawan-kawan dari Dewas (Dewan Pengawas) KPK dengan tegas menyatakan penolakan terhadap mobil dinas tersebut. Mantan-mantan komisioner KPK pun melontarkan kritik atas keinginan KPK bermobil dinas baru di balik kondisi perekonomian rakyat yang tengah tercabik-cabik.
“Pengajuan usulan mobil dinas KPK di tengah kondisi negara yang mengalokasikan dana untuk penanganan covid 19 dan pemulihan ekonomi rakyat yang tengah porak-poranda sangat tidak pantas, ini melukai perasaan dan rasa keadilan rakyat selaku pemegang kedaulatan yang sah di negeri ini,” ujar Samaratul Fuad dalam sebuah wawancara telpon dengan Indonesia Raya, Rabu (21/10) siang.
Mantan aktivis 98 yang sensitif dengan desah nafas dan denyut nadi orang-orang pinggiran yang sering menjadi korban akibat kebijakan para pengambil kebijakan yang tidak bijak ini kian serius mengatakan, bahwa orang=orang pintar yang disebut “wakil rakyat” di Komisi III DPR RI tidak serius menunjukan kepentingan rakyat.
Tidak ada alasan bagi KPK hari ini untuk meminta penggantian mobil dinas tersebut, katanya lagi, padahal mobil dinas yang ada sekarang masih sangat layak pakai. “Janganlah dipertontonkan kemewahan di atas amanat penderitaan rakyat yang tak jelas entah kapan berakhir ini,” kata pejuang hak asasi manusia yang dikenal kritis, berani, dan sangat berempati terhadap amanat penderitaan rakyat ini.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Nasional Perhimpunan Bantuan Hukum & HAM Indonesia (PBHI) ini memberikan apresiasi kepada Artidjo Alkostar dan kawan-kawan dari Dewas (Dewan Pengawas) KPK yang dengan tegas menyatakan menolak mobil dinas baru tersebut. “Contoh seperti apa yang dilakukan Dewas KPK ini seharusnya diperbanyak oleh para penyelenggara Negara di republik ini,” ucap pengagum berat Pahlawan Revolusioner dan ahli strategi militer “Che Guevara” ini.
Dikatakan Samaratul Fuad, seharusnya orang-orang pintar yang disebut “wakil rakyat” di Komisi III DPR RI trersebut memikirkan juga nasib rakyat yang saat ini terjepit pandemi covid 19 dan terimpit porakporandanya perekonomian. “Komisi III DPR RI harusnya peka dengan krisis yang tengah dihadapi rakyat, yang saat ini menjadi kegelisahan rakyat. Bukankah dulu waktu kampanye Anda mengatakan, Vox Populi Vox Dei, suara rakyat adalah suara Tuhan?,” ujar Samaratul Fuad yang namanya sudah tidak asing lagi bagi orang-orang pinggiran ini. (Harianof)