Potensi Sumber Energi Sumbar Belum Terkelola Maksimal

IMG20180219100205

Sumatera Barat (Sumbar) adalah lumbung energi terbarukan. Akan tetapi, saat ini hanya sebagian kecil potensi energi baru dan terbarukan di Sumbar yang  terkelola dijadikan sumber energi pembangkit listrik. Padahal Sumbar memiliki banyak potensi sumber daya alam yang berpeluang untuk menjadi sumber energi listrik.

EkspresNews.com – Sumbar memiliki sekitar 25 sungai besar dan sedang dan ratusan sungai kecil yang bisa dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan 16 titik panas bumi yang bisa digarap maksimal. Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, Sumbar adalah lumbung energi. Potensi energi baru dan terbarukan yang bisa dijadikan sumber listrik di Sumbar sangat banyak. Akan tetapi, untuk energi panas bumi atau geotermal ini baru hanya sebagian kecil yang terkelola, yakninya di Kabupaten Solok Selatan dan di Kabupaten Solok masih dalam proses.

Dari semua potensi itu, sebut orang nomor satu di Sumbar tersebut, baru sekitar 40 persen yang tergarap dan masih tersimpan lebih dari 2000 MW yang bisa dimanfaatkan. Ia mengatakan, jika melihat dari potensi sumber daya alam yang ada, sumber energi listrik di Sumbar sangat berlimpah. Sumbar memiliki 60 persen hutan lindung yang di dalamnya tersimpan potensi sumber energi listrik. Sungai dan hulu sungai di Sumbar menjadikan Sumbar banyak pembangkit listrik yang bersumber dari air.




“Tak hanya memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Maninjau dan Singkarak, namun juga banyak Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang terdapat di Sumbar. Sumbar surflus dengan energi listrik.  Kebutuhan listrik Sumbar 460 MW, sementara daya  yang dihasilkan dari  seluruh pembangkit sekitar 760 MW. Kita surplus 300 MW, itu masuk dalam grid transmisi nasional,” katanya usai rapat dengan Komisi VII DPR RI di Auditorium gubernuran, Senin (19/2) lalu.

Untuk itu, Gubernur Sumbar meminta dukungan Komisi VII DPR RI agar  potensi sumber energi baru dan terbarukan yang ada di Sumbar bisa dikembangkan dan menjadi pembahasan di tingkat pusat. Ia menyebutkan, kendala yang dihadapi untuk pengembangan potensi energi baru terbarukan itu adalah biaya yang relatif lebih tinggi dari energi berbahan fosil terutama batu bara. Untuk itu perlu arah kebijakan yang lebih berpihak pada energi baru terbarukan agar potensi itu bisa lebih maksimal dikembangkan.

“Sumbar adalah lumbung energi hijau, ada banyak sumber air yang bisa untuk PLTMH dan PLTA. Untuk itu kami ingin dukungan komisi VII DPR RI agar seluruh sumber daya alam tersebut dapat dimanfaatkan maksimal,” ungkapnya. Di samping itu, ia juga mengatakan, saat ini Sumbar surplus listrik. Sumbar menghasilkan 700 MW, sementara yang terpakai hanya 500 MW.

Sementara itu, Ketua Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu sangat mendukung Sumbar  menjadi lumbung energi hijau atau energi baru terbarukan di Sumatera karena memiliki potensi besar terutama untuk tenaga air dan panas bumi. Ia berharap potensi itu dapat terkelola secara maksimal.

Komisi VII, katanya, akan mengawal kebijakan pemerintah agar konsisten dalam pengembangan energi baru terbarukan, termasuk di Sumbar agar bisa termanfaatkan dengan baik terutama untuk mensuplai kebutuhan listrik di Sumatera melalui jaringan interkoneksi.

“Kami akan kawal di pusat, bagaimana Sumbar menjadi prioritas untuk pengembangan energi baru dan terbarukan ini, sehingga potensi  yang ada bisa maksimal  terkelola sehingga dapat dijadikan sebagai lumbung energi hijau atau energi baru terbarukan di Sumatera, dan dapat mendukung meningkatkan perekonomian masyarakat. Untuk itu kami akan membawa informasi itu ke Jakarta dan akan membicarakannya dengan instansi terkait. Sebab manfaat energi baru dan terbarukan sangat besar ke depannya,” pungkasnya.

Sebetulnya, kata Gus Irawan, arah kebijakan pemerintah juga akan mengembangkan energi baru terbarukan. Bahkan, pemerintah menargetkan pada tahun 2025 nanti energi baru terbarukan tersebut sudah 23 persen digunakan. Saat ini, katanya baru sekitar 10 Persen.

“Kita nanti akan kawal supaya konsisten kebijakan pemerintah  terkait pengembangan energi tersebut. Kalau tidak ada percepatan atau fokus perhatian pada sektor ini, saya pesimis ini bisa dicapai. Oleh karena itu, dari potensi yang ada di Sumbar, saya kira ke depan, Sumbar kita fokuskan untuk mengembangkan energi baru terbarukan,” jelasnya. (Asra)

This will close in 8 seconds