EkspresNews.com – Polisi mengungkapkan bahwa dalam busur panah yang digunakan oleh pelaku kerusuhan aksi 22 Mei yang terjadi di wilayah Slipi, Jakarta Barat memiliki kandungan racun.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi mengatakan kandungan racun itu diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium forensik.
“Hasil dari tim laboratorium dan forensik ditemukan ada dua macam kandungan yakni sebagian besar ada korosif mengandung karat, dan juga mengandung racun yang sangat berbahaya,” kata Hengki dalam keterangannya, Jumat (31/5) yang dilansir CNN.
Dengan penemuan fakta itu, kata Hengki, terlihat bahwa para pelaku memang memiliki niat untuk melawan petugas. Dia menyebut sasaran para pelaku adalah petugas kepolisian, properti milik kepolisian, serta asrama polisi.
“Hal itu bisa dibuktikan dengan barang bukti yang sudah dilakukan pemeriksaan, dan adanya benda tajam, bom molotov, busur-busur yang ternyata mengandung racun maupun korosif,” tuturnya.
Disampaikan Hengki, para pelaku kerusuhan itu telah mempersiapkan segala peralatan sebelum akhirnya melakukan penyerangan di asrama Brimob.
“Terbukti dapat diketahui ada busur-busur panah yang khusus akan digunakan malam hari,” katanya.
Lebih lanjut, Hengki mengaku bersyukur para anggota kepolisian yang berada di barisan depan telah menggunakan body protectorsehingga tidak ada yang terluka.
Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Barat juga telah meringkus empat tersangka pelaku perusakan kendaraan Brimob saat aksi 22 Mei lalu. Keempat tersangka ditangkap di wilayah Jakarta Barat pada Kamis (30/5) kemarin.
“Empat tersangka ini yang melakukan perusakan terhadap kendaraan Brimob dan juga pencurian terhadap properti yang ada di mobil,” kata Hengki saat dikonfirmasi, Jumat (31/5).
Dengan penangkapan empat orang itu, maka Polres Metro Jakbar telah menangkap 189 tersangka yang diduga terlibat dalam aksi kerusuhan 22 Mei lalu di flyover Slipi, Jakarta Barat.
Kerusuhan pada 21 dan 22 Mei pecah di sejumlah titik di Jakarta Barat, tepatnya di kawasan Slipi dan Petamburan. Di Slipi, massa sempat membakar dua bus milik polisi dan sejumlah mobil.
Hengki sempat menyatakan bahwa berdasarkan penuturan sejumlah orang yang ditangkap, mereka mengaku mendapatkan bayaran. Namun, keterangan dari para pelaku tersebut masih terus didalami.
“Massa ini dibayar Rp100 ribu sampai Rp250 ribu, bervariasi, kami masih dalami juga, karena ini juga ada amplop terpisah berisikan uang Rp100 ribu yang sudah diberi nama,” kata Hengky beberapa waktu lalu. (AM)