Fokus  

Polemik PPDB SMA1 Sawahlunto Usai Kemendikbud : Siswa Yang Dikeluarkan Kembali Belajar.

EkspressNews.com – Melewati Proses panjang dan menguras tenaga dan fikiran akhirnya Direktorat Pembinaan Ditjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia memberikan jawaban terkait polemik sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui jalur khusus di SMA 1 Sawahlunto dengan menerima kembali semua siswa yang dikeluarkan.

Polemik yang berawal dari kelebihan siswa pada PPDB 2019 hingga berdampak pada kasus jilid satu dan dua ini akhirnya membawa DPRD Sawahlunto kekementerian pendidiman dan kebudayaan RI.

Utusan DPRD Kota Sawahlunto dibawah komando Ketua Sementara Eka Wahyu bertemu Ditjen Dikdasmen Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia di Jakarta, pada Kamis pagi (19/9).

Lewat sambungan seluler kepada ekspressnews.com Eka Wahyu menyampaikan solusi yang Sangat baik dan tepat usai mereka melakukan konsultasi demand pihak Donkey Dikdasmen Kemendikbud RI.

” Alhamdulillah semua murid harus tetap masuk, dan dibagi penambahan.permasing masing lokal yaitu dari 7 lokal yang ada “, jawab Eka .

Saat ditanya kemungkinan penambaham Rombel ( Lokal ) Eka menjawab dari hasil pertemuan tadi kemungkinan SMA 1 Sawahlunto bisa menambah rebel ninth pada tahun kedua.

Senada dengan Eka Wahyu, perwakilan Warga dan tokoh masyarakat Desa Muaro Kalaban Weldison juga menyatakan telah menemukan jalan yang terbaik untuk polemik ini.
” Terbaik untuk kita semua, utamanya tentu anak anak kita agar dapat mengikuti proses belajar mengajar tanpa ada tekanan dan kecemasan “, ujar Weldison.

Disamping itu tak lupa dia memberikan apresisai kepada Anggota DPRD yang telah berbuat sebagaimana fungsinya sebagai wakil Rakyat.
” kita patut bangga, sebagai wakil dari rakyat yang memilih mereka telah mempelihatkan kinerja, juga semua pihak lain yang terlibat “, katanya lagi.

Seperti yang telah terjadi sebelumnya Kesalahan dalam proses PPDB lewat jalur khusus di tahun ajaran (2019/2020) ini tidak semestinya mengorbankan mental dan psikologis anak dengan cara mengeluarkan mereka dari sekolah. Apalagi mereka sudah mengikuti kegiatan belajar mengajar selama dua bulan dan sebentar lagi akan mengikuti ujian tengah semester.

Turut dalam konsultasi tersebut, DPRD Sawahlunto datang dengan anggota lengkap didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kota Sawahlunto, Asril. Dewan juga didampingi oleh dua orang perwakilan orang tua murid yaitu Reza Perkasa dan Zulharmen serta satu perwakilan dari tokoh masyarakat Muaro Kalaban, Weldison.(Ab1)




Cawako & Cawawako


This will close in 8 seconds