Fokus  

Polemik Pemulangan Siswa Kembali Bergulir, Weldison : Kita Tuntaskan Sampai Ke Kementerian

EkpresNews.com – Usai diterimanya kembali 13 dari 17  siswa yang yang pernah dikeluarkan akibat kelebihan PPDB 2019 pada SMAN 1 Sawahlunto, ternyata meunculkan Polemik baru.  Sejumlah Wali murid   didampingi para tokoh mayarakat setempat  akhirnya mendatangi  rumah Rakyat DPRD Kota Sawahlunto siang ini Senin (16/9) .  Sejumlah wali murid yang datang kali ini menurut informai yang dihimpun adalah para orang tua yang ternyata anak anak mereka tereliminnasi setelah disepakati solusi zonasi dari 2 dua opsi yang sebelumnya ditawarkan

Dihadapan unsur Pimpinan DPRD beserta anggota yang turut hadir, Weldison  mewakili tokoh masyarakat  Desa Muaro Kalaban yang juga mantan pimpinan DPRD periode sebelumnya ini  mengungkapkan  lemahnya mekanisme yang ditawarkan kepada orang tua murid pada saat duduk bersama dengan berbagai unsur, termasuk didalamnya unsur Diknas Propinsi.

“ Harusnya sebelum opsi dilempar, penafsiran dlterhadap opsi Zonasi dan berbagai kemungkinan yang akan dihasilkan harus diterangkan dulu kepada para wali murid pada saat itu, jadi kalau boleh  ini malah semacam jebakan batman untuk wali murid “, ujar Weldison.

Ditambahkannya  penghitungan istilah jarak atau zonasi pun masih rancu, seperti  informasi yang dia dapat dari hasil rapat wali murid tersebut, kalau memang dikeluarkan  45 orang siswa  adalah solusi  adil dan seimbang  bagi peserta didik dan para wali, mungkin itu lebih baik ditempuh, ujar Weldison lagi.

Sementara  perwakilan wali murid sendiri  Reza Perkasa  dalam kesempatan bicaranya  juga menyayangkan  pola Zonasi atau pola ukur jarak peserta didik dengan sekolah dengan memakai metoda google Map ternyata menurutnya tidak diakomodir dalam Juknis PPDB 2019.

“ Penghitungan jarak dengan google Map tidak sah, karena tidak tertuang dalam petunjuk teknis PPDB 2019,  jadi seolah ada  rekayasa  dalam hal ini “,  tegas Reza.

Untuk itu pihak mereka ( wali murid ) kembali meminta  para wakil Rakyat dalam hal ini DPRD Kota Sawahlunto  kembali  melakukan fasilitasi terhadap nasib anak anak ini.  Berhubung  proses yang sudah dilakukan ke Propinsi terlalu banyak hambatan, pihaknya bersama tokoh yang ada  mengajak  DPRD Ssawahlunto untuk  segera melakukan  fasilitasi secara berama ke Kementerian Pendidikan  Republik Indonesia .

“ Karena ini menyangkut  mental  dari anak anak kami yang justru lebih penting untuk diselamatkan “, tandas Reza.

Menanggapi hal ini Ketua DPRD  Eka Wahyu  menyatakan pihaknya sudah berupaya keras agar 45 anak anak didik ini tetap terselamatkan, namun selalu menemui dinding keras.  Sampai akhirnya ada kesepahaman  dengan opsi yang diberikan pihak Diknas Proppinsi yang ternyata malah melahirkan polemic baru.

“ Kita tetap berjuang untuk anak anak ini, dan selalu terhambat dengan alas an regulasi, namun bukan berarti kami berhenti sampai disini “, ujar Eka

Senada dengan Eka Wahyu,  Neldaswenti Zohirin  politisi PPP juga mendukung berbagai upaya yang akan dilakukan,   namun  menunggu pertimbangan dan keputusan  dewan  yang akan diambil terkait kejadian ini.

Kalau memang  pilihan penyelamatan  anak anak didik ini harus langsung ke tingkat nasional, tentu akan kami  lakukan, jawab  Neldaswenti.

Sebelum  pertemuan  polemic jilid ke dua ini berakhir, ketua DPRD menyampaikan akan sesegeranya  melakukan Rapat khusus bersama kawan kawan anggota dewan lainnya untuk bisa segera melakukan tindakan yang membuahkan solusi yang terbaik untuk masa depan peserta didik. (Ab1)




Cawako & Cawawako


This will close in 8 seconds