PADANG, EKSPRESNEWS.COM – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat (Sumbar) melakukan pembahasan tingkat pimpinan terkait kelanjutan pembahasan Rencana Peraturan Daerah tentang Konversi Bank Nagari Konvensional menjadi Bank Nagari Syariah. Setelah pembahasan mentok di Bapemperda, status pembahasan Perda Bank Nagari Syariah dibawa ke rapat pimpinan. Usai mendengar semua pendapat Fraksi yang mewakili anggota Bapemperda, hanya PKS yang menyatakan sikap agar Perda Konversi Bank Nagari Syariah dilanjutkan.
Sementara Fraksi PPP dan Nasdem abstain, dan lima Fraksi lain yakni, Fraksi Gerindra, Fraksi Demokrat, Fraksi Golkar, Fraksi PAN dan Fraksi PDIP PKB menolak pembahasan Perda Konversi Bank Nagari Syariah dilanjutkan.
Menyikapi keputusan ini, Sekretaris DPW PKS Sumatera Barat H. Rahmat Saleh meminta maaf kepada seluruh masyarakat Sumatera Barat. “Atas nama PKS Sumatera Barat, kami sampaikan bahwa, Fraksi PKS sudah berjuang dengan berbagai upaya agar dilakukan proses konversi Bank Nagari Konvensional menjadi Bank Nagari Syariah. Hal ini dilakukan untuk menjadikan Bank Nagari sebagai sumber pendapatan yang berkah bagi daerah,” ujar Rahmat Saleh yang juga merupakan pimpinan komisi 3 DPRD Provinsi Sumatera Barat.
Menurutnya, perjuangan ini tidak semudah membalik telapak tangan. Hanya Fraksi PKS yang serius memperjuangkan dan menyatakan sikap setuju agar Peraturan Daerah Konversi Bank Nagari Syariah dibahas di DPRD. Oleh karena itu, PKS mohon maaf kepada masyarakat Sumatera Barat yang memiliki filosofi adat basandi syara’ dan syara’ basandi kitabullah, karena perjuangan konversi Bank Nagari Syariah belum berhasil.
Rahmat Saleh menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk menilai. Dirinya sebagai perwakilan Fraksi PKS tidak bisa menyalahkan siapapun, itulah fakta perwakilan masyarakat Sumatera Barat di DPRD dalam menilai urgensi pembahasan Ranperda Bank Nagari Syariah ini.
“Saya pribadi sangat sedih, Bank Riau Kepri sudah berhasil menjadi BRK Syariah, padahal secara kultur, Sumatera Barat cendrung seragam dan memiliki falsafah ABS-SBK. Seharusnya Bank Syariah lebih diterima di Sumatera Barat, tapi itulah faktanya,” tuturnya. (Red)