EkspresNews.com – Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal M Iqbal menyebut ada dua tersangka perusuh pada Aksi 22 Mei yang terafiliasi dengan Gerakan Reformis Islam (GARIS). Dari pengakuan tersangka, keduanya berniat untuk melakukan aksinya pada 21 dan 22 Mei.
“Kami menemukan dua tersangka dari luar Jakarta yang terafiliasi dengan kelompok GARIS. Mereka memang niat untuk berjihad,” ujar Iqbal saat memberikan keterangan di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Kamis (23/5).
Iqbal mengklaim telah memiliki bukti kuat yang menunjukkan afiliasi dua orang tersangka itu dengan GARIS. Kelompok ini disebut Iqbal pernah menyatakan dukungan pada ISIS Indonesia dan berada di bawah pimpinan Ketua Dewan Syuro Ustaz Abu Bakar Ba’asyir. Bahkan, GARIS juga pernah mengirimkan kadernya ke Suriah.
“Ini penting disampaikan kepada publik bahwa fix ada kelompok penunggang kegiatan yang diduga terafiliasi ISIS, siapa orangnya dan bagaimana jaringannya,” katanya.
Saat ini, lanjut Iqbal, pihaknya masih memburu sejumlah tokoh Garis. Jenderal bintang dua ini menekankan bahwa Garis termasuk kelompok yang membahayakan lantaran sengaja memancing kerusuhan. “Mereka ini tidak main-main karena menciptakan martir apabila ada korban, sehingga muncul kemarahan publik,” ucap Iqbal.
“Sama-sama kita tahu bahwa kelompok GARIS ini pernah menyatakan, membuat statement sebagai pendukung ISIS Indonesia. Dan mereka sudah mengirimkan kadernya ke Suriah,” tuturnya.
Kemunculan ormas GARIS mengemuka ketika disebut-sebut sebagai salah satu donatur pasangan Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto. Ketua Garis, Chep Hernawan diketahui meminjamkan mobil pribadinya untuk Prabowo berkampanye di Cianjur, Maret silam.
Chep mengatakan penggunaan mobil berpelat nomor B 264 RIS tersebut merupakan sumbangsih darinya untuk Prabowo-Sandi. “Total saya meminjamkan delapan unit mobil,” kata Chep yang dikutip dari CNNIndonesia.com.
Sementara itu Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya telah mengamankan sekitar 300 orang terkait aksi kerusuhan. Jumlah ini bertambah dari sebelumnya mencapai 257 orang.
“Masih diperiksa dipilah-pilah siapa pelaku di lapangan kemudian siapa korlap dan aktor intelektualnya,” ujarnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (23/5).
Dedi mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang ditangkap tersebut.
Polisi juga mengamankan barang bukti berupa kendaraan, uang, baik pecahan rupiah maupun dolar, senjata tajam, ada bom molotov, alat komunikasi, kamera, petasan berbagai ukuran.
Adapun tambahan barang bukti yang diamankan adalah petasan, bom molotov dan ketapel yang disita dari pelaku. “Tambahan hari ini petasan, bom molotov dan ketapel yang disita dari pelaku,” tuturnya. (Red)