EKSPRESNEWS.COM – Terhitung sudah dua tahun sejak bulan Maret tahun 2020 diumumkannya pertama kali kasus COVID-19 di Indonesia yang membuat geger seluruh masyarakat Indonesia. Semenjak pandemi COVID-19 banyak kebiasaan masyarakat yang berubah dimulai dari sektor ekonomi, berinteraksi mau pun ranah kesehatan.
Hal tersebut juga bisa dikatakan dengan new normal. Menjalani kehidupan baru dan kebiasaan baru setelah pandemi COVID-19. Pada sektor ekonomi, salah satu perilaku yang berubah adalah tren belanja online meningkat. Memang, sebelum pandemi COVID-19 melanda belanja online adalah bukan sesuatu hal yang asing.
Namun, semenjak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar atau familiar dengan PSBB mau tidak mau dan suka tidak suka banyak masyarakat yang beralih untuk berbelanja secara online.
Tidak hanya para pemuda saja, melainkan para orang tua atau generasi boomer juga sudah terlatih dan terbiasa dengan belanja online akibat PSBB tersebut.
Bagaimana tidak, Anda tidak perlu repot-repot ke luar rumah dan berjalan kaki ke toko yang akan dituju. Cukup pesan barang atau makanan melalui smartphone Anda dan tinggal menunggu di rumah sambil rebahan atau melakukan aktivitas lain. Terutama untuk Anda yang sibuk.
Hal kepraktisan inilah yang membuat pergeseran dari belanja offline ke belanja online, terutama saat pandemi COVID-19 meningkat drastis.
Namun, tahukah Anda jika setelah pandemi tren belanja online semakin naik. Yuk, simak penjelasan mengenai tren belanja online di bawah ini!
Tren Belanja Online Setelah Pandemi COVID-19
Fakta menarik tentang tren belanja online setelah melandainya kasus COVID-19, alih-alih menurun karena sudah memasuki era new normal justru malah meningkat.
Berdasarkan survei dari Dataindonesia.id yang dilakukan pada periode 25 Agustus – 10 September 2022 secara online dan sebanyak 334 responden dari 20 provinsi Indonesia dengan tingkat toleransi kesalahan sekitar 7% adalah sebagai berikut:
Sebanyak 43,2% responden menyatakan masih berbelanja online hingga saat ini dan tidak ada yang berubah semenjak kasus COVID-19 tinggi, sebesar 37,7% responden malah justru lebih sering belanja online dan sekitar 19,1% dari jumlah responden menyatakan bahwa mereka semakin jarang belanja online setelah new normal.
Ditilik dari gendernya, sudah bisa ditebak bahwa kaum wanita lebih banyak yang berbelanja online yaitu sebanyak 39,4%. Di lain sisi, kaum pria lebih jarang berbelanja online atau hanya sekitar 36%.
Berdasarkan generasinya, ternyata generasi millennial memimpin dalam hal belanja online yaitu sebanyak 44,1%. Angka presentase tersebut lebih banyak dibandingkan generasi X dan Z yang masing-masing hanya sekitar 34,5% dan 34,2%.
Produk-produk yang Sering Dibeli Secara Online
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Katadata pada kuartal pertama tahun 2022, sebanyak 1.420 responden dan berasal dari pulau Jawa. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Sebanyak 58% responden lebih senang belanja produk fashion secara online. Untuk Anda yang tertarik bangun usaha online bisa menjadi catatan penting.
Sisanya, sebesar 47% untuk produk elektronik seperti gadget dan sebagainya. Lebih lanjut, 43% untuk produk kecantikan, 33% untuk produk kebersihan dan kesehatan, 24% untuk perabotan, 18% untuk produk anak, dan yang terakhir adalah rekreasi hanya sekitar 10%.
Namun, ada satu produk di mana orang sering belanja di toko offline dari pada secara online. Produk tersebut adalah bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari.
Berdasarkan data yang diambil dari Jakpat, sebanyak 85% orang lebih memilih belanja di toko fisik untuk bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari dibandingkan toko online.
Platform E-commerce yang Sering Digunakan dan Tingkat Kepuasannya
Dilansir dari data Similarweb yang merupakan sebuah perusahaan analisis digital menyebutkan bahwa beberapa tahun belakangan sampai Agustus 2022, Shopee merupakan platform e-commerce yang paling banyak digunakan sebanyak 190,7 pengunjung dari Indonesia.
Sisanya, Tokopedia sebanyak 147,7 pengunjung, Lazada 64,1 juta kunjungan, Blibi 24,9 juta pengunjung, dan yang terakhir adalah Bukalapak hanya sekitar 24,1kunjungan.
Data tersebut diambil dari jumlah download dan pengguna aktif saat ini. Memang metode tersebut belum bisa menentukan berapa banyak transaksi pada platform-platform di atas.
Namun, jika berdasarkan marketing funnel jumlah pengunjung bisa menjadi faktor besar terjadinya pembelian di platform tersebut.
Di lain sisi, berdasarkan data yang bersumber dari Tsurvey.id yang merupakan layanan survei punya Telkomsel menyebutkan bahwa sebanyak 76% para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lebih puas menggunakan platform Tokopedia sebagai platform berjualan di e-commerce.
Nah, dari data di atas bisa Anda ambil sebagai referensi jika Anda tertarik ingin memulai bisnis online. Apakah Anda lebih tertarik memakai platform yang lebih banyak pengunjung atau platform lebih banyak kepuasan pada pelaku UMKM lainnya. Cukup mengejutkan bahwa kenyamanan pelanggan dengan pelaku UMKM sangat berbeda.
Menjelang Akhir Tahun 2022, Tren Belanja Online Kembali Meningkat
Kita sudah membahas tren belanja online selama tahun 2022, namun ada fakta menarik lainnya tentang tren belanja online kembali meningkat menjelang akhir tahun 2022.
Menurut survey InMobi yang merupakan sebuah teknologi periklanan mengungkapkan bahwa tren belanja online akhir tahun dipengaruhi oleh promo diskon 11.11 dan 12.12.
Dilansir dari survei Jakpat di atas menyebutkan kembali bahwa promo-promo yang disukai oleh pelanggan ternyata beda-beda, yang akan dijelaskan di bawah ini:
Promo yang paling disukai konsumen adalah promo gratis ongkir sebanyak 82% responden. Lebih lanjut, sebesar 76% responden sebagai promo favoritnya, 71% adalah cashback, 59% untuk flashsale, dan sisanya sekitar 52% responden menyebutkan voucher sebagai promo favoritnya.
Dari data di atas bisa menjadi inspirasi untuk Anda sebagai strategi marketing jualan online agar menarik minat daya beli konsumen.
Fakta Menarik Tentang Pasar E-commerce di Indonesia
Tahukah Anda, tren belanja online mengalami peningkatan secara signifikan berpengaruh pada peluang dan potensi pasar e-commerce di Indonesia, lho. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Berdasarkan data dari Research and Markets yang merupakan sebuah platform riset pasar menyebutkan bahwa selama tahun 2022 berlangsung pasar Indonesia berpotensi meningkat sebanyak 19,0%.
Dari hasil data yang sama menyatakan bahwa dengan banyaknya tren belanja online di Indonesia, Indonesia akan menjadi salah satu ekonomi digital terkuat di Asia Tenggara, lho. Dengan sebanyak 40% dari keseluruhan total pangsa pasar di kawasan Asia Tenggara.
Tidak hanya itu, dimulai dari saat ini hingga 2026 pasar ekonomi digital Indonesia akan semakin meningkat. Itu semua berkat dukungan pelanggan muda Tanah Air dan tren belanja online yang semakin berkembang.
Sangat menarik, bukan?
Akhir kata, masa pandemi COVID-19 dan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB bukan satu-satunya alasan kenapa tren belanja online meningkat secara signifikan. Melainkan, sebelum kasus COVID-19 menyerang belanja online sudah digandrungi banyak orang terutama generasi muda karena lebih praktis.
Namun, tahukah Anda jika setelah pandemi COVID-19 tren belanja online malah semakin meningkat dan sudah menjadi kebiasaan sehari-hari
Penulis : Agriqisthi
Dosen Muda Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Andalas
Keyword: tren belanja online
Referensi:
https://dataindonesia.id/digital/detail/tren-belanja-online-tak-turun-meski-pandemi-mereda