Pasang Surut Kepercayaan Dari Romansa Tahun Politik

EkspresNews.com – Polemik dari setiap tahun politik adalah rasa percaya. Terkadang kita sudah terlalu yakin dengan satu pasangan calon (paslon), namun karena muncul desah pahit dari pihak luar bahwa paslon itu bermasalah, kita mulai ragu. Malah mencoba memahami alur berpikir paslon yang lainnya.

Menariknya adalah saat kita berusaha memahami calon kedua, muncul pula desah pahit yang notabene tentu membuat ragu. Jika ada paslon ketiga, sudah barang tentu kita akan mencoba memahami paslon selanjutnya. Begitu saja seterusnya.

Pemikiran ini hanya terlintas sejenak, tapi menarik untuk disampaikan. Bagaimana tidak, hanya sebagian orang yang akan mencoba menggunakan otak untuk memahami paslon demi paslon itu. Sebagian lainnya tetap akan ngotot untuk membela paslon yang telah ia pahami pertama kali. Mereka itu akan menjadi pagar betis pertahanan sang paslon. Bahkan ada yang siap membela mati-matian paslonnya.

Pertanyaannya yang muncul apa yang kalian dapat? Saling sindir dan ejek, saling pojok dan terpojok. Berbanding fakta dengan data, saling hujat dan menghakimi. Toh, mereka antara paslon hanya bagaikan topeng-topeng didepan publik yang bukan sebenarnya. Mereka berdamai antara mereka. Bukan seperti kalian yang saling lempar granat ataupun saling baku tembak layaknya perang di PUBG.

Fokusnya bukan pada kalian, beri waktu sejenak pada mereka yang mengalami krisis kepercayaan terhadap paslon yang ada. Bukan mereka tidak mau percaya lagi. Namun ini akan menjadi masalah besar saat mereka yang sedang pasang surut kepercayaan lebih banyak daripada kalian, apa yang akan terjadi?

GOLPUT. Nah, ini yang sejatinya perlu kalian sadari. Pendidikan politik dalam romantisme pemerintahan harus menyadari potensi besar dari para “galauis” ini. Sadar atau tidak, mereka akan semakin bertambah banyak dan nyatanya akan memiliki pengaruh besar saat nanti mereka benar-benar menaruh pilihan pada satu pasangan.

Bukankah mereka yang “tersakiti” akan lebih loyal dan setia saat menemukan paslon yang sesuai dengan pemahaman mereka? Antisipasi saja ini, kalian yang saling hujat, ambil cermin, tanyakan disana, apa yang kalian dapat dengan saling menghujat? Lalu, apa yang kalian cari? Kesenangan bermedia sosial? Lucu deh.

Abdi Masa.




Cawako & Cawawako


This will close in 8 seconds