EkspresNews.com – Sejak penandatangan MoU bantuan pembangunan dua (2) ruang kelas baru (RKB) untuk SD Negeri Sufmuti pada Februari 2020, hasil pembangunan akhirnya bisa diresmikan pada Kamis (15/10/2020). Dua RKB ini merupakan bantuan dari dana CSR PT. Paragon dan Dana Publik yang disalurkan melalui YAPPIKA ActionAid senilai RP.234.000.000. Proses pekerjaan dilakukan secara swakelola oleh komunitas sekolah SDN Sufmuti yang didampingi oleh Bengkel APPeK.
Vinsensius Bureni, S.Sos, Koordinator Umum Bengkel APPeK dalam sambutannya mengapresisasi hasil kerja panitia. “Hasil kerja panitia yang hari ini kita resmikan adalah bukti bahwa kita membangun itu perlu pakai hari, pakai nurani. Ini adalah bukti kita menjaga kepercayaan bantuan dari CSR PT. Paragon dan orang-orang yang tidak ingin namanya disebutkan. Hasil kerja panitia ini perlu kita apresiasi” jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa YAPPIKA ActionAid dan Bengkel APPeK sejauh ini sudah membantu tujuh (7) sekolah dasar yang ada di Kabupaten Kupang. “Tahun 2018 bantuan 1 RKB bagi SDN Oelatimo dan rehab dua (2) ruang kelas SDN Bileu. Berikutnya pada tahun 2019 empat Sekolah Dasar sekaligus dibantu ruang kelas baru, toilet dan juga UKS. Sekoalh-sekolah itu adalah SDN Dendeng (Kupang Tengah), SDN Bimous (Amarasi Timur), SDN Onitua (Kupang Barat) dan SD Inpres Raknamo (AMabi Oefeto). Pada hari ini kita meresmikan dua (2) ruang kelas baru SDN Sufmuti dari dana CSR PT. Paragon dan Dana Publik. Pembangunan semuanya sekolah ini dilakukan secara swakelola” jelas Vinsen.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa apa yang telah YAPPIKA ActionAid dan Bengkel APPeK lakukan ini hanya sebagai permulaan agar pemerintah daerah bisa melihat bahwa masih ada banyak sekolah yang butuh bantuan, butuh distribusi sumberdaya secara adil.
Pada kesempatan itu Vinsen Bureni juga mengeritik cara pembangunan yang selama ini dilakukan secara tidak benar. “Kalau proses pembangunan dilakukan tanpa roh, tidak pakai hati, hanya berpikir untuk tender proyek dan mendapat keuntungan dari pekerjaan maka hasil pekerjaan tidak akan optimal. Bahkan pekerjaan bisa tidak tuntas dan ditinggal pergi begitu saja” jelasnya.
Acara peresmian ini dihadiri pemerintah Kabupaten Kupang, Camat Amabi Oefeto, Kepala Desa Fatukanutu, pihak sekolah dan unsur sekolah lainnya serta masyarakat sekitar dengan menerapkan protokol kesehatan dan dilakukan secara terbatas. Pada akhir sambutannya Vinsen Bureni menyampaikan bahwa kalau ingin proses pekerjaan dilakukan memakai hati maka pekerjaan swakelola menjadi pilihan terbaik yang bisa digunakan.
“Swakelola adalah cara terbaik yang sudah pernah kami uji coba di tujuh (7) sekolah dampingan yang pernah dibantu YAPPIKA ActionAid dan Bengkel APPeK” tandasnya. (ERZ)