JAKARTA, EKSPRESNEWS.COM – Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri mengaku sempat mengingatkan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman agar berhati-hati dalam membuat keputusan sebab lembaganya merupakan penentu akhir masalah hukum.
Mega mengaku menghormati dua lembaga tinggi negara seperti MK dan Mahkamah Agung (MA). Bahkan, MK adalah lembaga yang lahir di masa kepemimpinannya sebagai Presiden pada 2003.
“Saya bilang sama Pak Usman ‘Kamu itu akhir dari problem hukum lho, hati-hati jangan main-main’. Karena setelah itu mau ke mana, siapa mau mengadu?” Kata Mega di acara sosialisasi Pancasila, Jakarta Selatan seperti dikutip dari Detik.com, Senin (21/8).
Pada kesempatan itu dia turut menyoroti putusan MA pada kasasi dengan membatalkan hukuman mati Ferdy Sambo. Ketua Umum PDIP itu mengaku heran dengan putusan tersebut.
“Makanya aku nyentil itu Pak Sambo, kok anak buah sendiri dibunuh? Udah gitu saya mikir gini, hukum Indonesia ini hukum apa ya sekarang?” kata Megawati.
“Sudah dua pengadilan, yang tingkat pertama hukuman mati, yang kedua hukuman mati, masuk ke MA eh kok pengurangan hukuman?” Imbuh dia.
Mega turut mengkritik TNI dan Polri yang dinilai kian lembek. Dia kembali menyinggung kasus Sambo. Megawati mengaku sempat menangis karena kasus tersebut.
“Masa sekarang, sedih saya peristiwa Pak Sambo itu, loh betul itu. Saya sebagai seorang ibu nangis. Bayangkan, ke mana prikemanusiaannya? dan mana moral yang beradab di kepolisiannya sekarang?” kata Megawati.
Belum ada keterangan dari Ketua MK Anwar Usman soal pernyataan Megawati ini.
Mahkamah Konstitusi saat ini tengah menjadi sorotan lantaran adanya permohonan gugatan soal syarat usia capres dan cawapres. Putusan MK juga final dan mengikat (final and binding), maka tidak ada upaya lain yang dapat ditempuh. (Red)