EkspresNews.com – Kualitas udara akibat kabut asap di kota Sawahlunto, Sumbar, sudah melewati ambang batas baku mutu lingkungan dan masuk dalam kategori Tidak Sehat.
Kategori tak sehat ini disamping hasil penggitungan labor lingkungan hidup yang disampaikan secara umum via media sosial, juga diakui kepala Bidang oengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Sawahlunto dr. Alanshari Rabu (18/9).
Untuk itu Alanshari menghimbau agar masyarakat untuk tetap menggunakan masker apabila melakukan aktifitas di luar rumah.
Alanshari juga menganjurankan masyarakat untuk menggunakan Respurator mask (N95) yang dapat menyaring debu dan asap hingga 95%.
“Konsumsi buah-buahan yang banyak mengandung Vitamin C (seperti jeruk dan Strawberry) atau dapat di ganti dengan suplemen Vitamin C 300 mg per harinya. Mengkonsumsi air hangat apa bila ingin minum dan perbanyak minum air putih. Apa bila terjadi iritasi pada mata dapat mengkompres dengan air dingin,”jelasnya.
Sementara untuk aktivitas olahraga di luar ruangan agar dapat dihentikan dulu, jika perlu tutup ventilasi dengan kain basah sehingga kualitas udara diruangan lebih bersih,”tambah Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Sawahlunto
Namun disamping hasil pengukuran dan himbauan pemerintah untuk antisipasi udara kotor, Masyarakat juga dapat merasakan kondisi yang sudah pada taraf membahayakan ini.
Beberapa Warga mengeluh lambannya Pemerintah Kota Sawahlunto mengeluarkan Instruksi untuk.meliburkan saja pelajar sekolah, utamannya TK sampai SLTP.
” Padahal kita saja bisa merasakan perbedaan polusi kali ini dengan tahun tahun sebelumnya “, ujar Mba Yanti (56th) salah seorang warga yang anaknya masih tetap bersekolah di salah satu SD dan SLTP di Sawahlunto.
Katanya, untuk inisiatif meliburkan sendiri anak anak, juga takut tertinggal dalam mata pelajaran disekolah.
Hal senada juga disampaikan Zal ( 49 th), Warga kelurahan Tanah Lapang ini heran mengapa belum juga ada perintah libur sementara dari sekolah.
” Apa harus ditunggu kasus dulu, baru ambil sikap “, ujar Zal Kecewa.
Sampai saat ini para orang tua peserta didik merasa khawatir , namun berharap diliburkan secara serentak sehingga untuk bidang studi anak.anak yang diliburkan langsung oleh orang tua karena mulai berdampak terhadap para anak sekolah tidak berdampak kepada nilai mata studynya.
Secara terpisah Alanshari menjawab bahwa keputusan untuk.meliburkan anak anak sekolah tidak berada di Dinas Kesehatan.
” Kita hanya mengeluarkan Hasil penelitian Lingkungan, sama seperti yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup , seterusnya tentu menunggu keputusan setelah dilakukan duduk bersama dengan instansi terkait “, jawab Alanshari diujung seluler.(Ab1)