Konfrensi Internasional Tak Selamanya Multinasional

EkspresNews.com – Senin, 15 Oktober 2018 di Park Royal, Kuala Lumpur ruangan lantai 6 yang cukup ramai. Beberapa orang menggunakan stelan jas sepatu pantofel keren. Mereka berasal dari China. Saya tahu dari bahasa yang mereka gunakan saat berinteraksi.

Sebagai orang Indonesia dan berdarah Minang, saya tetap menggunakan bahasa Melayu dan dicampur dengan olahan bahasa Inggris. Bukan karena tidak lancar menggunakan bahasa dunia itu, tapi sebagai penghormatan kepada tuan rumah. Saya menempati kursi kedua dari depan, jika kursi pertama adalah kursi kehormatan, tentu yang nomor dua ini tergolong sedikit sama.

Internasional confrence ini cukup menarik, beberapa peraturan mulai dibacakan disepakati. Publikasi ini perlu pembahasan dari beberapa orang promotor yang sudah hafal betul letak titik koma journal yang ditulis oleh para peneliti muda.

Pukul 16.00 waktu Kuala Lumpur, saya keluar dari ruangan itu, semuanya keluar karena sesi hari pertama telah berakhir. Beberapa “note” dari para profesor itu memang menyakitkan hati, tapi menambah khazanah ilmu.

Salah seorang profesor menghampiri, dia tertarik dengan tulisan saya. Ternyata dia berkebangsaan Thailand. Hebatnya, dia bisa berbahasa Indonesia. “Kamu harus yakin bahwa kompetisi tidak hanya ada didalam ruangan tadi, kompetisi yang sebenarnya ada diluar. Saya yakin kemampuanmu,” kata Profesor Chulab Madihol.

Saya terdiam bukan saja karena kalimat yang dia sampaikan. Tapi karena lapar, saya teringat belum mencicipi nasi sejak ketibaan di Kuala Lumpur. Lantas, apa makanan yang patut dicoba? Liat aja nanti. (bersambung)

(Abdi – Wartawan Utama)