PADANG, EKSPRESNEWS.COM – Pertengahan Desember ini, diagendakan pejabat administrasi dan fungsional dilingkungan Kanwil Kemenag Sumbar Tahun 2021 bakal mengikuti Asesmen Pegawai yang diselenggarakan Kanwil Kemenag Sumbar melalui Sub Bagian Kepegawaian dan Hukum, Jumat (03/12) petang.
Gelaran rapat Persiapan Uji Kompetensi (Asesmen) bagi Jabatan Administrasi dan Jabatan Fungsional dilingkungan Kanwil Kemenag Sumbar Tahun 2021 ini dikomandoi Kepala Bidang Urais H Edison didampingi Sub Koordinator Bagian Kepegawaian dan Hukum/Analis Kepegawaian Hukum SDM Jarmil serta dua staf terkait.
Diawal sambutannya, mewakili Kakanwil, H Edison menyampaikan permintaan maaf dari Kakanwil yang seyogyanya hadir pada rapat tersebut. “Kami diamanahkan menyampaikan sepatah kata atas nama Kanwil Kemenag Sumbar. Terimakasih atas kehadiran Biro Kepegawaian dan tim Asesor UPT Psikologi Unand dalam rapat persiapan asesmen ini dengan tekad dan semangat yang tulus untuk suksesnya uji kompetensi ini nanti,” katanya.
Edison mengharapkan acara pra asesmen membuahkan hasil dan mencapai kesepakatan. Baik dengan asesor pusat, tim UPT Unand dan Tim Kepegawaian. Sehubungan dengan asesmen nanti sangat berhubungan erat dengan target jabatan Tusi yang akan diuji, sambungnya. Dalam hal ini Urusan Agama Islam misalnya, berkaitan calon Kepala KUA titik beratnya tentu saja ke arah leadership dan manajerial.
Begitu pula terkait kompetensi teknis, pihaknya meminta Biro Kepegawaian untuk dapat melibatkan Bidang yang berwenang untuk ikut melakukan test wawancara. “Mari kita ikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya sehingga pada hari pelaksanaan yang sudah disepakati dengan biro Kepegawaian, kita sudah siap sehingga output yang diinginkan tercapai,” harapnya menutup sambutan.
Sementara itu pihak Biro Kepegawaian Sekjen Kemenag RI Dian Sepalawati, Saiful selaku Asesor Aparatur dan Andini hadir secara virtual. Dian Sepalawati menjelaskan sebagaimana PMA nomor 1 Tahun 2020 tentang Uji Kompetensi Bagi Pegawai Negeri Sipil pada Kementerian Agama. Disana disampaikan bahwa ada beberapa tahapan yang harus dilalui. “Salah satunya adalah rapat persiapan. Dimana rapat outputnya berita acara rapat persiapan yang bersifat konsensus dan akan dituangkan dalam BAP.” Katanya.
Dian menyebut sedikitnya ada lima item yang perlu dibahas diantaranya, review kompetensi, alat ukur dan simulasi, penunjukan asesor, jadwal yang akan disepakati dan sarana pra sarana. “Semuanya akan kita bahas dalam rapat persiapan ini,” katanya.
Menyambung hal itu, Jarmil selaku Sub Koordinator Bagian Kepegawaian dan Hukum/Analis Kepegawaian Hukum SDM mengatakan ada sembilan item ukuran dalam uji kompetensi tersebut.
Disamping mesti ada sisi manajerial seperti integritas, kerjasama, komunikasi, orientasi pada hasil, pelayanan publik, pengembangan diri dan orang lain, mengelola perubahan dan pengambilan keputusan.
“Alhamdulillah ini semua akan masuk dalam uji kompetensi dari tim asesor. Selain itu juga dilihat dari sisi sosial kultural terkait yakni perekat bangsa. Tinggal lagi bagaimana tingkat alat ujinya nanti. Apakah tingkat 2, tiga atau satu nantinya. Untuk teknis kita kembalikan kepada asesor tim independen, ” katanya. Menurut Jarmil direncanakan dalam catatan terhitung 180 orang yang akan mengikuti uji kompetensi ini.
Sementara tim asesor UPT Psikologi Unand, yang diwakili Lala Septiyani menuturkan untuk asesmen tersebut akan melakukan sejumlah simulasi. Dimana akan menggali kompetensi manajerial yang kaitannya dengan kompetensi interpersonal seperti kerjasama ataupun mengelola orang lain.
“Misalnya yang paling kuat itu seperti LGD (Less Group Discussion) atau menggali kompetensi lain menggunakan study kasus atau problem analisis dan terakhir diperkuat dengan wawancara,” jelasnya.
Sedangkan untuk detail pelaksanaan, Lala menjelaskan untuk hari pertama akan dilaksanakan melalui psikotest. “Psikotest ini akan berjalan setengah hari. Setelahnya barulah dilakukan diskusi kelompok, dan untuk wawancara sendiri biasanya dilakukan pada hari kedua atau hari ketiga.” Sebutnya.
Lanjut, Lala membeberkan dengan kondisi pandemi, untuk asesemen kali ini wawancara direncanakan akan dilakukan secara online. Hanya saja untuk interaksi kelompok lebih prefer akan dilakukan secara offline. “Hal ini mengingat kekuatan observasi ataupun kendala signal akan berpengaruh melihat interaksi antar peserta, “imbuhnya.
Lala juga mengurai terkait psikotest akan dilaksanakan selama tiga jam mulai pukul 8.30 s.d 12.00 siang. “Dalam hal ini menggunakan alat ukur untuk intelegensi, sikap kerja dengan craplin dan menggunakan inventory seperti papikostik. Lalu ditambah dengan alat ukur untuk kepribadian seperti grafis,” urainya.
LGD biasanya akan dilakukan secara simultan dalam beberapa kelompok. “Secara teknis ini masih belum dibahas jauh, yang pasti biasanya LGD dilakukan siang hari, berbarengan dengan teknis. Dimana durasi waktu 30-40 menit dengan komposisi 5 orang peserta dalam 1 kelompok bersama dua asesor, akan disesuaikan dengan jumlah peserta yang ada” katanya.
Hanya saja untuk KUA dan pengawas akan dipisahkan. “Hitungan waktu nanti disesuaikan dengan kondisi. Kalau hitungannya ada 180 orang. Lalu ada 10 kelompok yang maju ketika 1 batch diisi 50 peserta, maka ada 4 batch dengan 20 asesor,” rincinya. (Vera)