PADANG PANJANG, EKSPRESNEWS.COM – Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kota Padang Panjang berfluktuasi sangat rendah pada minggu ketiga April 2024. Berada pada angka minus -1,52.
Hal tersebut mengemuka pada Rapat Koordinasi Penanganan Inflasi secara virtual dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Senin (22/4). Rakor ini diikuti Penjabat (Pj) Wali Kota, Sonny Budaya Putra, A.P, M.Si dan pejabat terkait lainnya di ruang VIP Balai Kota.
Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdako, Putra Dewangga, S.S, M.Si kepada Kominfo menyampaikan, secara umum harga-harga 48 komoditas relatif stabil. Fluktuasi terjadi pada 15 komoditi, terdiri dari 11 komoditas mengalami kenaikan harga dan empat turun harga
“Komoditas utama yang berkontribusi untuk fluktuasi ini adalah cabai merah, beras dan telur ayam ras yang semuanya turun,” ucapnya.
Lebih jauh Putra mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Padang Panjang pada 2023 sebesar 4,84%. Naik dari 2022 yang berada pada angka 4,39%. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari Provinsi Sumatera Barat yang mencapai 4,62%.
“Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, maka PDRB per Kapita Padang Panjang juga mengalami peningkatan dari Rp70,74 juta menjadi Rp76,31 juta. Lebih tinggi dari Sumatera Barat yang hanya mencapai Rp54,33 juta,” ungkapnya.
Putra menyebutkan, banyaknya komoditas strategis yang mengalami kenaikan harga pada minggu III masih dipengaruhi permintaan yang belum turun pascalibur Idul Fitri 1445 H dan pasokan yang masih belum mencukupi di pasar.
“Selain itu, lalu lintas yang belum normal pascalebaran dan perubahan cuaca ekstrem yang menyebabkan longsor dan banjir, mempengaruhi distribusi sehingga berakibat pada ketersediaan pasokan dari luar daerah,” sebutnya.
Pj Wako Sonny mengatakan, guna menjaga kestabilan harga, Pemko secara berkala telah menggelar berbagai langkah dan upaya preventif untuk menjaga stabilitas komoditas barang kebutuhan pokok.
“Adapun program yang telah kita upayakan di antaranya program gerakan menanam, gerakan pangan murah, gerakan stop boros pangan, warung sembako murah dan operasi pasar. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendukung pengendalian kenaikan harga komoditi pangan,” tutupnya.
Rakor ini turut dihadiri Asisten II Setdako, Ewasoska, S.H, perwakilan Forkopimda, BPS, kepala OPD terkait dan undangan lainnya. (Dian)