EkspresNews.com – Pertemuan antara alumni dan mahasiswa sebagai calon alumni perlu mendapat porsi besar dalam setiap kegiatan. Pasalnya, dunia kerja yang akan dihadapi oleh mahasiswa dimasa yang akan datang cukup komplek.
Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Manajemen Unand, Mohiddin Sadar mengatakan bahwa kegiatan Alumni Experience Sharing (AES) merupakan kegiatan pertama sejak musyawarah besar beberapa waktu lalu. “Kami sebagai IKA mengusung konsep dengan tiga kata, yaitu Bertemu, Bersatu, Bersinerji. Sehingga akan lebih banyak kegiatan yang mempertemukan keluarga besar ini, salah satunya dengan membuat Rumah Alumni Center,” ujar Mohiddin Sadar dalam sambutannya, Sabtu (7/4/2018) di kampus Fekon Jati, Unand.
Menurut Mohiddin, Rumah Alumni Center ini akan dibuat di Jakarta dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa yang baru tamat saat mencari pekerjaan nanti. “Alumni juga bisa menerima mahasiswa yang baru tamat untuk kegiatan magang dan bisa mendapat kesempatan mencari pengalaman kerja,” tambahnya.
Ketua Jurusan Manajemen Unand Dr Verinita menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan AES yanh digagas oleh IKA Manajemen Unand. “Terima kasih, Alhamdulillah kegiatan ini berlangsung cepat. Kita bisa membuat kegiatan ini lebih santai dengan format diskusi,” ujarnya.
Kegiatan AES yang dipandu oleh Danny Hidayat berlangsung hangat. Pola diskusi yang dipaparkan mendapat perhatian puluhan mahasiswa yang berasal dari tidak hanya mahasiswa manajemen S1, tetapi juga mahasiswa Magister Manajemen Unand.
Zigo Rolanda yang mendapat penghormatan sebagai pembicara dalam kegiatan AES menyampaikan beberapa pengalamannya memulai usaha dan menjajaki dunia politik. Saat ini, Zigo juga dipercaya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumbar.
Alumni Manajemen angkatan 2009 ini mengatakan bahwa secara garis keturunan memang berasal dari keluarga pengusaha. “Sehingga saya bisa katakan bahwa saya secara nasib harus gigih bekerja untuk jadi pengusaha. Lalu, secara nasab, di keluarga saya keturunan kedua untuk berusaha, lalu pertanyaannya kita perlu memerhatikan menjadi pengusaha di disign,” ujarnya.
Menurutnya, menjadi seorang pengusaha itu bukan soal profesi tapi mentalitas. Diakui Zigo, secara pendidikan dirinya memang malas. Disaat sekolah, dirinya lebih suka berburu, apalagi pada masa itu, keluarganya berbisnis kayu.
“Dari hobi berburu babi itu saya mulai berpikir untuk mencari uang sendiri. Karena tidak mungkin selalu meminta ke orang tua. Apalagi usaha kayu orang tua membutuhkan alat berat dan truk,” kenang Zigo yang sempat mencari akal untuk memasok bahan bakar untuk kendaraan di Solok Selatan sehingga bercita-cita saat punya uang akan membuat SPBU di kampungnya. (001)