EkspresNews.com – Hutan merupakan habitat banyak makhluk hidup. Salah satunya hewan jenis burung, di hutan pun keanekaragaman burung sangat banyak. Keindahan bulu dan nyaring kicauan burung terdengar indah. Namun itu semua tinggal kenangan saja.
Hutan yang gundul akibat aktivitas illegal logging menyebabkan burung-burung bermigrasi entah kemana. Akibat kerakusan dan tamaknya para manusia, habitat tersebutpun rusak. Burung saja takut, apalagi manusia.
Dampak illegal logging tersebut sangat banyak, salah satunya banjir bandang yang akan terjadi secara tiba-tiba dan menyapu permukiman warga. “Tentu musibah ini yang menjadi tolak ukur kita, kita berharap tidak terjadi, namun apa yang harus dikata, hutan telah gundul, aparat tutup mata dengan kasus ini,” ujar Edi, salah seorang tokoh masyarakat Bonjol kepada Indonesia Raya (Affiliasi EkspresNews), Jumat pekan lalu di Pasaman.
Edi mengatakan bahwa jika Dinas Kehutanan dan Polisi Hutan tidak mau membuka hati nuraninya, ada baiknya kita bicara saja kepada tingkat menteri. “Kami tahu tabloid Indonesia Raya punya jaringan di Kementerian, mohon persoalan ini disampaikan sehingga warga tidak lagi was-was,” ungkapnya.
Warga merasa was-was karena kawasan hutan lindung dan cagar alam di hutan Bonjol telah gundul akibat aktivitas illegal logging. Menurut warga sekitaran Rimbo Panti, Dinas Kehutanan Kabupaten Pasaman hanya terkesan mencari muka. Melakukan kegiatan seremonial penangkapan kayu yang ditebang, padahal yang ditangkap adalah warga yang memang selalu mengambil kayu bakar. “Itupun dalam jumlah yang sangat-sangat kecil, itu oknum-oknum yang mengambil kayu dengan truk, kok tidak ditangkap?” tanyanya.
Lucunya, dikatakan Edi, penangkapan aneh itu diekspos pula di media-media bakal pencitraan. “Padahal anggaran mereka itu banyak, terlebih untuk pengamanan hutan, namun hutannya telah hancur, banjir sudah mulai di Kabupaten Pasaman. Tunggu saja warga disini mati karena banjir,” ungkap Edi.
Sementara itu, aktivis kehutanan Rika Raut Simatupang kepada Indonesia Raya sangat menyayangkan sikap Dinas Kehutanan Kabupaten Pasaman, Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar dan Pemerintahan Provinsi. “Ini menyangkut kelangsungan hidup orang banyak ya, kalian tahu kalau hutan itu sumber kehidupan. Apalagi rimbo Panti itu paru-paru dunia, kalau semuanya gundul ini dosa kita semua terhadap anak cucu kita dimasa yang akan datang,” ujar Rika di Medan.
Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Pasaman melalui Kabid Pengamanan dan Perlindungan Hutan Zulhendri saat dihubungi melalui telepon selulernya tidak menjawab. Sama halnya dengan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar Hendri Octavia yang juga tidak bisa dihubungi untuk melakukan konfirmasi. Sehingga versi Dinas Kehutanan tidak dapat dipublikasikan.
(Ismed Badun)