PADANG, EKSPRESNEWS.COM – Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menyebutkan moda transportasi kereta api bisa menjadi angkutan massal di daerah itu karena telah memiliki bentangan rel sepanjang 315 kilometer. “Kita mendukung kereta api menjadi salah satu angkutan massal di Sumbar, sekaligus juga bisa terintegrasi dengan moda transportasi lain,” katanya di Padang, Sumbar, Sabtu.
Ia mengatakan kereta api memiliki banyak keunggulan dari moda transportasi massal yang lain seperti anti macet, relatif tepat waktu, dan bisa membawa lebih banyak penumpang dan barang. “Moda transportasi ini sekaligus bisa mengatasi persoalan kemacetan lalu lintas di Sumbar terutama pada masa liburan dan Lebaran,” ujarnya.
Mahyeldi menyebut setidaknya reaktivasi kereta api itu bisa dimulai dari Padang ke Sawahlunto karena jalurnya relatif sudah bebas dari bangunan milik masyarakat yang menyewa lahan. Apalagi, jalur Padang-Sawahlunto adalah pendukung Ombilin Coal Minning Herritage Sawahlunto yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia.
“Ombilin Coal Mining Herritage Sawahlunto tidak hanya melingkupi areal pertambangan batu bara, tetapi juga rel yang membentang dari Sawahlunto hingga Pelabuhan Teluk Bayur di Padang, karena itu reaktivasi jalur ini sekaligus melengkapi upaya pelestarian situs tersebut,” ujarnya.
Mahyeldi menyebut kendala dalam reaktivasi kereta api Padang-Sawahlunto itu sebelumnya karena kemiringan lahan dari Kayu Tanam menuju Padang Panjang, sehingga membutuhkan kereta khusus bergigi.
Jenis kereta itu disebut tidak diproduksi lagi di dunia. Namun, informasi terakhir yang didapatkan Pemprov Sumbar, masih ada perusahaan di Swiss yang memproduksi kereta jenis tersebut.
Sebelumnya, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan M Risal Wasal membenarkan adanya perusahaan yang masih memproduksi kereta bergigi tersebut. Karena itu, ia menilai jalur itu masih sangat mungkin diaktifkan kembali jika Pemprov Sumbar bersurat pada Kementerian Perhubungan RI.
Saat ini, dari 315 kilometer panjang rel kereta api di Sumbar hanya sekitar 93 kilometer yang sudah aktif yaitu dari beberapa stasiun Padang menuju Laras Padang Pariaman dan Kayu Tanam. (Red)