EkspresNews.com – Penanganan bencana banjir dan longsor di Kabupaten Limapuluh Kota diharapkan dilakukan secara optimal. Semua pihak, hendaknya mengerahkan seluruh kemampuan agar penanggulangan bisa dilakukan secepat mungkin. Selain itu, penanganan jangan hanya pada saat kejadian, tetapi harus dilakukan secara tuntas agar bencana tidak terus berulang.
Hal itu disampaikan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat Hendra Irwan Rahim saat meninjau lokasi bencana banjir dan longsor di Kabupaten Limapuluh Kota, Minggu (5/3). Dia meminta, seluruh pihak terkait agar melakukan penanganan secara cepat, tepat dan terencana. “Penanganan harus cepat, tepat dan terencana. Pihak terkait harus kerahkan seluruh kemampuan dan penanganan harus tuntas, jangan hanya pada saat kejadian,” katanya.
Seperti diketahui, banjir dan longsor melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Limapuluh Kota, Kamis (2/3) lalu. Bencana ini selain menimbulkan korban jiwa juga membawa dampak ekonomi yang tidak sedikit. Sarana infrastruktur, permukiman dan lahan pertanian rusak. Hendra mengingatkan, pemerintah daerah kabupaten dan pemerintah provinsi segera menurunkan bantuan yang diperlukan untuk masyarakat korban bencana. Pemerintah daerah jangan ragu menggunakan anggaran tanggap darurat yang sudah disediakan.
Kepada dinas instansi terkait, Hendra berharap agar melakukan penanganan cepat sesuai dengan kewenangan masing-masing. Masyarakat korban bencana harus mendapatkan penanganan yang baik seperti bahan pangan pokok, kesehatan, sandang dan sebagainya. Untuk informasi, dia berharap hendaknya keluar dari satu pintu, agar tidak menimbulkan simpang siur informasi sehingga tidak menimbulkan kerisauan. Selain itu, koordinasi dengan daerah lain dan pemerintah pusat juga dibutuhkan dalam penanganan. Terbangunnnya koordinasi akan mempermudah proses penanganan.
Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Limapuluh Kota terjadi pada 25 titik terdiri dari 13 titik longsor dan 12 titik banjir. Longsor tersebar pada 9 titik di Kecamatan Pangkalan, sedangkan banjir tersebar pada 7 kecamatan dengan titik banjir tertinggi mencapai 1,5 meter di Kecamatan Pangkalan. Banjir disebabkan oleh meluapnya Sungai Batang Maek di Kecamatan Pangkalan, sungai Batang Kapur di Kecamatan Kapur IX, sungai Batang Sinamar di Lareh Sago Halaban dan sungai Batang Harau di Kecamatan Harau. Hingga saat ini akses jalan nasional yang menghubungkan Sumatera Barat – Riau putus dan belum dapat dilalui akibat longsor. Sebagian material longsor sudah dibersihkan dengan mengerahkan alat berat. Namun ada ruas jalan yang longsor dan amblas sehingga perlu perbaikan.
(Asra)