Catatan Abdi Masa
EkspresNews.com – Dua merk terkenal dan sudah mendunia. Honda dan Yamaha. Menyebutkan merk Honda lebih dahulu dibanding Yamaha bukan serta merta Honda lebih hebat dibandingkan Yamaha. Hanya saja kebiasaan dan proses branding dari masyarakat, khususnya Padang, segala jenis kendaraan roda dua disebut atau biasa dipanggil honda.
Awal perkenalan saya dengan dua produk besar itu dari pertandingan MotoGP. Namun, saya tidak melihat langsung setiap pertandingan secara langsung di lokasi balapan, melainkan lewat televisi. Sengitnya pertarungan antara motor-motor balap itu menjadi ‘rutinitas’ dan tontonan wajib saat itu.
Tulisan ini tidak akan membahas saya memilih Yamaha ataupun Honda berdasarkan spesifikasi, keiritan bahan bakar, ataupun performa roda dua tersebut dijalanan. Bukan. Pemilihan ini akan berdasar pada pengalaman saya saat memiliki masing-masing motor itu. Saya pernah punya Honda dan juga pernah memiliki Yamaha.
Dari pengalaman itu saya belajar, ternyata dua merk motor ini sama-sama memiliki kekuatan untuk menahan beban (berat badan) saya yang sudah mencapai angka 90 kg. Tunggu dulu, benar kalau saya sudah masuk dalam kategori obesitas. Tapi, dua motor ini memiliki kemampuan yang sama. Apalagi saat saya mengendarainya dari Kota Padang melewati Sitinjau Lauik (kondisi jalan yang menanjak) hingga Kabupaten Solok.
Secara keseluruhan dalam perjalanan itu, saya tidak mengeluhkan persoalan mesin, tarikan, rem ataupun segala macam jenis persoalan mesin. Dua-duanya saya akui bagus di setiap perjalanan saya. Sehingga pada posisi ini, saya kembali masih ragu saat ditanya untuk memilih salah satu dari dua jenis merk motor itu.
Namun, saya akhirnya mendapatkan petunjuk baru. Dan sepertinya bisa mengambil keputusan. Saya pernah melakukan perawatan berkala di dua main dealer. Dua-dua main dealer itu punya pelayanan yang prima, ramah, sopan, santun hingga murah senyum walau tidak ada diskon. Akan tetapi, saya mendapatkan nilai tambah di main dealer Honda. Mungkin karena banyak kenalan disana yang bekerja, mulai dari level bahwa hingga level atas-atas.
Di Honda, khususnya di Hayati, main dealer di Kota Padang, saya kenal dengan General Managernya. Awal perkenalan kami bukan karena dia seorang GM, tapi seorang mahasiswa. Kami sama-sama mengambil kuliah strata dua. Kami satu kampus. Kami satu konsentrasi, sayangnya GM tersebut masih dalam proses menyelesaikan thesis sedangkan saya sudah diwisuda. Semoga sedikit memberikan semangat kepada teman saya itu.
Okelah, jadi jika saya diminta untuk memilih antara dua merk itu, sudah jelas pilihan saya yang itu. Namun, perlu diketahui, catatan saya kali ini bukan catatan yang disponsori dari salah satu merk. Tapi murni saya ditanyai oleh seorang teman. Semoga teman saya yang bertanya bisa memahami. “Jika ada orang dalam disana, pilih saja itu,” balas saya singkat di pesan WA. (*)