EkspresNews.com – Catatan kelam kembali menggores Dinding dunia pendidikan Kota Sawahlunto. 15 orang tua/wali murid SMAN 1 Sawahlunto siang tadi Sabtu siang ( 31/8) secara resmi bertemu dengan pihak Komite Sekolah yang bersangkutan dengan membawa surat pengaduan kepada komite SMAN 1 Sawahlunto yang mempertanyakan serta bantuan fasilitasi terhadap nasib 18 anak anak mereka yang dikeluarkan oleh pihak sekolah.
Kronologis kejadian, kepada Ekspresnews.com Gusrizal mengungkapkan pada hari Selasa sebelumnya mereka para wali murid menerima surat undangan dari pihak sekolah via murid. Surat undangan dengan isi surat membicarakan hasil Evaluasi tim PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Berangkat dengan ketidaktahuan esoknya 18 Wali murid dibuat kaget dengan maksud evaluasi tersebut adalah kelebihan jumlah murid, sehingga orang tua yang terundang adalah wali dari anak anak didik “yang terpilih” untuk dipulangkan.
Menurut Gusrizal lagi usai mendengarkan putusan pertemuan tersebut banyak dari wali murid mempertanyakan kenapa anak anak mereka, sementara proses didik kurang lebih satu setengah bulan berjalan.
“Sangat prihatin, terutama kondisi psikologis anak kami,” ujar Gusrizal lirih.
Bahkan ada beberapa anak yang depresi tidak mau keluar rumah, terang Gisrizal lagi.
Singkat cerita akhirnya mereka sepakat minta perlindungan pihak komite yang merupakan perpanjangan tangan Peserta didik dengan pihak Sekolah.
“Kami yang hadir 15 orang, menyatakan tidak bisa menerima alasan anak-anak kami dikeluarkan. Dan apapun upaya akan kami lakukan untuk menyelamatkan mental anak kami agar tetap bisa belajar lagi di sekolahnya,” katanya.
Dihubungi via seluler ketua Komite SMAN 1 Sawahlunto Gusrinal (49 th) membenarkan ada pertemuan dengan orang tua murid yang akhirnya dilakukan disalah satu cafe di Sawahlunto. Terkait kejadian yang dialami peserta didik pihaknya akan segera menjembatani dengan pihak sekolah.
“Yang tentu saja kita ingin tercapai keinginan para wali murid. Apalagi kemarin itu usai pertemuan dengan pihak sekolah, wali murid juga telah menghadap Ketua DPRD sawahlunto,” ujar Gusnaldi diujung seluler. Namun sampai berita ini disiarkan, pihak sekolah dan ketua DPRD sendiri belum dapat dihubungi. (Ab1)