Sebelum Lebaran tahun depan, jalan tol tersambung hingga Semarang. Pemerintah menargetkan pembangunan jalan bebas hambatan Trans Jawa sisi barat telah tersambung dari Merak di Banten hingga Semarang di Jawa Tengah, saat ini pembangunan baru mencapai Brebes Timur.
EkspresNews.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mempercepat pembangunan jalan tol Trans Jawa agar kemacetan parah, seperti yang terjadi di pintu keluar tol Brebes Timur saat arus mudik Lebaran lalu, tak terulang lagi. Targetnya, pengerjaan akan dioptimalkan hingga Semarang, sebelum Lebaran 2017.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ingin pembangunan jalan tol berlanjut hingga Pemalang di Jawa Tengah. “Mudah-mudahan Pemalang bisa kami selesaikan tahun ini. Target utamanya itu,” kata Basuki di Jakarta, Senin (11/7).
Saat ini, proyek tol Trans Jawa telah menyambungkan Merak di Banten hingga Brebes Timur di Jawa Tengah. Brebes Timur adalah bagiand ari ruas jalan tol Pejagan-Pemalang sepanjang 57,5 kilometer yang baru tergarap sekitar 20,2 kilometer.
Kementerian terus mendorong penyelesaian sekki III ruas tersebut, yakni Brebes Timur-Tegal Timur, dan seksi IV, yaitu Tegal Timur-Pemalang. Beberapa ruas di Jawa bagian timur telah beroperasi sebelumnya.
Proyek selanjutnya adalah membangun ruas Pemalang-Batang dan Batang-Semarang. Lebih lanjut dikatakan Menteri, proyek tersebut dalam tahap pembebasan lahan. “Pemalang-Batang sedang pada tahap pembebasan lahan. Sudah 50 persen dikerjakan,” katanya.
Diakui bahwa saat ini pengerjaan tol Trans Jawa terkendala dalam pencairan dana dan pembebasan lahan. Namun, Kementeria PUPR optimis proyek akan selesai sesuai target. “Kami tidak berhenti membebaskan lahan. Setiap 20 kilometer tanah bebas, kami kerjakan (konstruksinya),” tambahnya.
Adapun solusi untuk mengurai kemacetan adalah pembayaran tol dari tunai ke elektronik. Analis Ekonomi Mandiri, Tripano Ali Hasan kepada EkspresNews mengatakan bahwa harus ada dukungan perbankan penyedia transaksi seperti BRI, Mandiri, BNI, dan BCA. “Kami menyakini pembayaran elektronik akan memangkas waktu henti di gerbang tol,” ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (15/7) di Jakarta.
Tripano menambahkan, Pemerintah tentu telah berkordinasi dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) seperti PT Jasa Marga, PT Waskita Karya, PT Lintas Marga Sedaya. Nantinya BUJT ini yang akan mengintegrasikan pelaksanaan pembayaran nontunai di jalan tol yang mereka kelola.
Sementara itu, pengamat transportasi Hedi Artono mengatakan bahwa kemacetan parah pada musim mudik 2016 lalu terjadi karena pertemuan arus pemudik dari jalan tol dengan pengendara di jalur non tol (jalan Pantura).
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Sugihardjo saat dikonfirmasi membenarkan perihal pertemuan pemudik tersebut. Ia menambahkan kepadatan arus mudik juga terjadi karena bertambahnya volume kendaraan pribadi. Kementerian Perhubungan mencatat selama 10-11 Juli 2016 jumlah kendaraan yang masuk wilayah Jabodetabek mencapai 3,34 juta unit. Bandingkan dengan jumlah bus di seluruh termila kedatangan yang hanya 8420 unit.
Sugihardjo membenarkan bahwa pelayanan angkutan darat belum maksimal. Dari sisi kelaikan bus, misalnya, hanya 20 persen yang memenuhi syarat laik jalan. Adapun dari sisi prasarana, hanya dua dari 142 terminal bus tipe A yang memadai. “Meski patut diapresiasi, tahun ini zero accident untuk kendaraan umum,” ungkapnya.
(Des/Jefri)