Cegah Dampak Bencana Geo-Hidrometeorologi, Pemerintah Daerah Diminta Jaga Stabilitas Harga

PADANG PANJANG – Menyikapi bencana geo-hidrometeorologi yang terjadi, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian mengingatkan setiap daerah untuk tetap menjaga stabilitas harga pangan. Terutama bagi daerah yang inflasinya cukup tinggi hingga saat ini.

“Pemda setempat harus tetap menjaga harga pangan agar tetap stabil, tidak bergejolak. Apalagi dengan adanya geo hidrometeorologi serta jelang perayaan Natal dan Tahun Baru,” ungkap Tito saat memimpin Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (18/11/2024) secara daring.

Kegiatan rakor ini diikuti Penjabat (Pj) Sekdako, Dr. Winarno, M.E, Asisten II, Ewasoska, SH, kepala OPD bersama instansi terkait secara Zoom Meeting di Ruang VIP Balai Kota.

Bagi daerah yang inflasinya cukup tinggi, Mendagri Tito, meminta untuk segera melakukan rapat internal dengan Forkopimda, stakeholder terkait. Bahkan dengan pengusaha dan distributor sehingga mereka bisa memasukkan stok barang.

Selain itu, tambahnya, sejak dua tahun terakhir diadakan rakor ini, inflasi bisa terkendali dengan cukup baik. “Inflasi ini tetap menjadi atensi bagi kita semua baik di daerah maupun di pusat,” katanya.

Bencana geo-hidrometeorologi merupakan multi bencana yang terjadi akibat adanya fenomena kebumian, cuaca, maupun iklim ekstrim.

Sementara Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Dalam Setdako, Putra Dewangga, SS, M.Si menjelaskan, untuk Kota Padang Panjang pada minggu kedua November secara umum harga-harga 48 komoditi relatif stabil.

“Fluktuasi terjadi pada 13 komoditi. Dengan Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kota Padang Panjang -0,04 atau berfluktuasi sangat rendah,” ungkapnya.

Ditambahkannya, ada empat komoditas mengalami kenaikan harga dan sembilan turun harga. Komoditi utama yang berkontribusi untuk fluktuasi ini yaitu beras dan cabai merah.

“IPH rendah ini menunjukkan kondisi harga yang terkendali dengan baik di Kota Padang Panjang,” jelasnya.

Adapun catatan khusus dari TPID, sebut Putra, harga bawang merah dan bawang putih pada minggu II November ini mengalami kenaikan walaupun persentasenya belum signifikan.

Bawang merah naik Rp1.500 (4,37%) dari Rp34.334 menjadi Rp35.834/kg. Bawang putih naik Rp 333 (0,87%) dari Rp38.334 menjadi Rp38.667/kg.

“Namun, kenaikan harga ini dapat menjadi warning untuk mempersiapkan kondisi jika terjadi kenaikan harga yang melonjak di tingkat konsumen. Sehingga diperlukan langkah-langkah strategis jangka pendek yang taktis dalam menjaga daya beli masyarakat,” ungkapnya. (Dian)