OPINI, EKSPRESNEWS.COM – Rocky Gerung, nama seorang yang selalu blak-blakan dalam memberikan kritik kepada pemerintahan ini pernah berujar didalam sebuah vlog, katanya, yang bahaya itu stupid. Nah, kali ini, penulis merasakan bahwa betapa stupidnya kita menerima keadaan yang makin hari makin susah. Apalagi dengan tidak bekerja.
Dua tiga hari terakhir cukup menghibur jika membaca beberapa berita dimedia online, termasuk media cetak. Betapa tidak, ada Sekdako yang menurut Walikota, dinonaktifkan karena melanggar disiplin pegawai. Tapi kata si Sekdako, dirinya malah mempertanyakan disiplin mana yang dia langgar, namun tak ada ujung jawabnya.
Sekdako hanya tidak mau membubuhi tanda tangan persetujuan untuk pelantikan beberapa orang pejabat karena belum mendapatkan rekomendasi dari KASN. Lantas, Sekdako dinonaktifkan. Lucu ya?
Kalau belum lucu, baca sedikit lagi nih. Sekdako yang dinonaktifkan diangkat oleh gubernur sebagai kepala dinas di tingkat provinsi. Sah-sah saja atau bagaimana? Tolong yang mengerti aturan, komentari ini. Dikomentari oleh Walikota yang menonaktifkan si Sekdako, katanya tidak tahu diri.
Yang perlu diluruskan, arahan “tidak tahu diri” ini dan akan melaporkan ke Kemendagri serta KASN ini gubernur yang melantik atau Sekdako yang dilantik jadi Kadis Provinsi itu? Tapi sama saja, hemat saya sebagai penulis, tentu alur pelantikkan yang akan dilaporkan si Walikota.
Akan tetapi, Sekdako yang sudah menjadi Kadis ini mengatakan lebih tak tahu diri jika pelantikkan dilaksanakan tanpa rekomendasi KASN atau apalah sejenisnya itu. Disini sudah saling tuding. Udah lucu belum ya kira-kira ?
Itu yang pertama. Lantas yang kedua yang tak kalah lucunya, soal mobil dinas gubernur hingga rehab rumah dinas ketua DPRD. Menurut penulis ini lucu juga, malah tak kalah lucu dari soal “Tak Tahu Diri” tadi.
Ceritanya, ada mobil dinas seharga 2 miliar untuk gubernur dan wakilnya. Dibeli dari penganggaran 2021 yang pembahasan anggarannya tentu tahun 2020. Lalu dikritik, soal empati simpati merpati hingga peti-peti kesulitan ekonomi masyarakat. Akhirnya si gubernur dan wakilnya kembalikan mobil ke Satgas Covid.
Lucu ga? Kalau saya sih lucu, karena Satgas Covid ya mereka juga. Boleh diibaratkan, pulang tapi ke kandang lain yang mereka juga yang punya. Gimana donk ?
Kalau belum lucu, ada 2 lagi nih, soal rehab rumah dinas Ketua DPRD dan baju anggota dewan. Ceritanya hampir sama, belanja besar saat rakyat menjerit. Cuma saja rakyat hanya sebagai pelengkap sempurna sandiwara dunia ini saja. Padahal kedaulatan itu ada pada rakyat.
Ayolah rakyat, jangan mau stupid. Memang sekarang makan susah, ekonomi payah, tapi tetap harus kritis. Khusus untuk para pejabat yang pegang uang rakyat. Cukuplah, perbanyak bersyukur, jangan serakah disaat rakyat berharap berkah. Kembalilah melihat kebawah dan lakukan sekuat tenaga kalian membantu sesama.
Kurenah ini ditulis bukan karena benci, tapi iba dengan penderitaan rakyat. Boleh jadi kalian tidak terima, tapi rasakanlah bahwa azab Allah amat pedih bagi mereka atau pemimpin yang zalim dan tidak adil. Salam rakyat.
(Abdi Masa, Wartawan Utama)