Budaya Masyarakat MCK di Sungai, Sanitasi Masalah Serius

Saat ini, pemerintah baik pusat maupun daerah sedang gencar untuk memperbaiki sanitasi di lingkungan masyarakat agar tetap sehat, bersih, dan asri. Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno mengatakan, kadang di Sumbar bukan karena sanitasi atau kamar mandi tidak ada di rumah masyarakat itu, tapi karena sudah kebudayaan untuk Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK) di sungai.

EkspresNews.com – Kata Gubernur, meski di rumah masyarakat tersebut sudah dilengkapi dengan fasilitas untuk penunjang MCK, tapi bagi mereka kurang afdal bila tidak di sungai. Ini merupakan sebuah kebudayaan. “Lihatlah pag-pagi, banyak masyarakat yang sudah berada di sungai, ada yang mandi, mencuci, dan yang lainnya. Ini sebetulnya, tidak bisa disalahkan karena memang sudah dari dulunya seperti itu,” katanya saat membuka kegaiatan temu ramah tamah dan kick of meeting program percepatan pembangunan sanitasi permukiman (PPSP) Provinsi Sumbar pada Rabu (9/8) lalu.

Gubernur mengatakan, meski masyarakat masih menggunakan sungai, tapi hal ini perlu diluruskan. Sanitasi kata Gubernur, bukanlah persoalan untuk diri sendiri saja. Akan tetapi, menyangkut hidup orang banyak. “Bila satu rumah saja kotor dalam sebuah lingkungann, maka rumah yang lain akan juga kena dampak kotornya. Bisa menyebar dan berujung dalam merusak kesehatan,” jelasnya.

Oleh sebab itu, lanjutnya, sanitasi sangat penting dan salah satu bagian dari kehidupan. Ia mengimbau agar seluruh kepala daerah peduli tehadap perkembangan sanitasi masyarakat di wilayahnya masing-masing. “Koordinasi antara pemeirintah provinsi, kabupaten dan kota mesti terjalin dnegan baik. Baik kemudian untuk mewujudkannya, jangan hanya terpacu karena anggaran saja, tapi juga diiringi dengan kegiatan-kegiatan,” kata Gubernur.

Kemudian, kata politisi Partai Kedailan Sejahtera tersebut, yang penting adalah adanya document untuk dijadikan pedoman tentang rencana kerja, rencana aksi, bagi provinsi maupun kabupaten. Sehingga sanitasi menjadi kegiatan yang terpadu dan terprogram dengan document yang ada.

Lalu, lanjutnya, disosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi. “Dengan demikian masyarakat bisa paham dan mengerti. Mereka secara mandiri menyediakan sarana dan prasarana untuk sanitasinya. Bila tidak, kita bisa menyiapkan dari program kita, adanya MCK umum dan sebagainya,” jelasnya.

Sementara itu, dari Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman Kementerian Bappenas Ir. Waharudin mengatakan, saat ini pemerintah puat sedang berupaya untuk memperbaiki sanitasi masyarakat. Katanya, ada tiga target yang perlu dicapai pada akhir tahun 2019.

Target pertama, katanya adalah di akhir tahun 2019 seluruh masyarakat Indonesia sudah minum air bersih, meskipun tidak  semuanya disediakan oleh PDAM. “Yang penting air yang masuk ke dalam tubuh kita adalah air yang sehat, harus memenuhi standar,” katanya.

Kemudian, target kedua adalah pada akhir tahun 2019 tidak ada masyarakat yang Buang Air Besar (BAB) semabarangan. Semua harus memiliki tempt masing-masing. Selanjutnya, semua masyarakat harus menikmati listrik.

Katanya, untuk Sumbar capai dan target nasional akses sanitasi tahun 2016, 39, 01 Persen tidak ada akses, 8,06 Persen Akes dasar, dan 52,93 Persen akses layak. Menurutnya, sanitasi adalah tugas bersama. Mulai dari pemerintah sampai ke kabupaten dan kota. (Asra)