EkspresNews.com – Pandemi COVID-19 yang sedang mewabah di seantero dunia saat ini bukanlah alasan untuk tidak tetap menciptakan lapangan usaha. Hal ini dibuktikan oleh Riki Ekoni 39 tahun, seorang pemuda dari Desa Santur, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto. Sebelum COVID-19 menjadi pandemi di Indonesia, Riki Ekoni wiraswastawan yang bergerak di bidang konstruksi, beralih dan meninggalkan keramaian sebagai antisipasi dari penyakit bronchitis asma yang pernah dideritanya.
Berdiam di rumah merangsang jiwa entrepreneur bergejolak. Dia pandang halaman rumah yang cukup luas, hati kecilnya berkata, kenapa dibiarkan menganggur. Ia selami lebih dalam dunia maya, hingga pada satu kesempatan dia berkenalan dengan drh. Indahwati salah seorang Tenaga Ahli pada BPTU-HPT Padang Mangateh.
Salah satu pelajaran penting yang dia terima adalah dalam hal tata cara beternak sapi atau kambing adalah, harus diawali dengan pengadaan HPT atau hijauan pakan ternak yang proporsional dengan jumlah ternak yang akan dipelihara.
Ilmu diterima, haruslah dipraktikkan. Itulah yang ada dalam pikiran Riki Ekoni. Dia mulailah membersihkan halaman rumahnya yang cukup luas itu dan menanaminya dengan jenis rumput ODOT, bukan rumput gajah yang lazim ditanam peternak.
Rumput jenis odot sengaja dipilih, karena rumput ini mempunyai keistimewaan antara lain, mempunyai kandungan gizi kadar lemak daun 2,72% , kadar lemak daun 0,91 , protein daun 14,35% , protein batang 8.1 % , TDN (Total nutrisi yang dicerna) pada daun 72,68 % , TDN (Total nutrisi yang dicerna) batang 62,56% , Hijauan tumbuh subur, maka segeralah dibangun kandang ternak sesuai spesifikasi yang ia terima dari Ibu indahwati.untuk 6 ekor kambing.
Sementara Untuk mendapatkan ternak yang lebih baik Riki langsung membeli sendiri ke salah satu peternakan di Kabupaten Agam dan dia beli 6 ekor kambing jenis Peranakan Etawa (PE) , karena jenis ini mempunyai kelebihan antara lain, postur tinggi dan susunya bisa diperah.
6 ekor kambing ini belum ditargetkan Riki Ekoni untuk mendapatkan keuntungan, malahan dijadikan sebagai pilot project, learning by doing. Seperti bagaimana menghadapi apabila ternak kambing terserang mencret, bagaimana mengatasi apabila ternak sulit beradaptasi di lingkungan baru dan seterusnya. Ketekunan nya membuahkan hasil. Sekarang, dari 6 ekor kambing Peranakan Etawa tsb ekor, semuanya sudah bunting.
Tidak cukup sampai di situ, dengan kesabaran dia ajak beberapa orang pemuda Lubang Tembok, kelurahan Saringan untuk membuka lahan kosong untuk ditanami hijauan pakan ternak, terakhir lebih kurang 1.2 Ha tanah telah ditanami rumput odot, tanaman indigovera sp. Indigofera sp sangat balk dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak karena mengandung protein kasar 27,9%, serat kasar 15,25%, kalsium 0,22% dan fosfor 0,18%. Leguminosa Indigofera sp. memiliki kandungan protein yang tinggi, toleran terhadap musim kering, genangan air dan tahan terhadap salinitas.
Beberapa masyarakat di Dusun Kayu Gadang dan salah beberapa pemuda di Desa Rantih Kecamatan Talawipun dia tulari juga ilmunya. Ajakannya disambut antusias, sehingga sekarang telah berhasil ditanami HPT seluas 1.5 Ha di Kayu Gadang dan 1 Ha di Desa Rantih. Walaupun telah berhasil menanami berhektar-hektar menanami HPT, Riki Ekoni belum berbicara mendatangkan ternak. Dia berprinsip, siapkan dulu HPT nya, barulah bicara ternak dan kandang. “Kita persiapkan pondasi sebaik mungkin, kemudian tinggal meneruskan ke agenda berikutnya,” pungkas Riki. (Ym)