Banggar DPRD Agam Gelar Rapat Recovery Ekonomi Pada Masa New Normal

EkspresNews.com – Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Agam menggelar rapat rocovery ekonomi pada masa new normal, di Aula Utama DPRD setempat, Senin (15/6). Rapat tersebut menghadirkan TAPD, pakar dari Unand dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Agam.

Rapat tersebut dipimpin oleh Ketua DPRD Agam Novi Irwan didampingi Wakil Ketua Suharman serta dihadiri oleh anggota Banggar lainnya.

Ketua DPRD Agam mengatakan recovery ekonomi sangat penting, jika Agam tertinggal dari sektor ekonomi maka akam mengakibatkan turunnya Pendapat Asli Daerah (PAD).

“Untuk itu, rapat kita laksanakan dalam rangka mencari pokok pikiran kita dalam upaya pemulihan ekonomi masyarakat agar bisa kembali seperti semula,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Pakar Unand Prof. Elfindri mengatakan pada kondisi pandemi ini, ada empat perubahan besar yang terjadi setelah masa perubahan struktur industri.

“Empat perubahan tersebut yakni, kita berubah dari yang sebelumnya kerja dikantor dan sekarang hampir semua orang kerja di rumah. Meski akan balik lagi kerja ke kantor namun semuanya tidak akan sama lagi, kita bekerja dengan memperhatikan protokol kesehatan,” ungkapnya.

Dikatakan Elfindri, perubahan selanjutnya yakni pemenuhan piramida dasar kehidupan, dimana orang-orang lebih cenderung memenuhi kebutuhan primer dari pada sekunder. Sementara itu perubahan lainnya yakni akan lebih memanfaatkan teknologi atau bekerja secara virtual.

“Perubahan terakhir terbangunnya empati sesama masyarakat, rasa tolong menolong, gotong royong dan mulai optimalkan peranan niniak mamak di nagari-nagari,” kata Elfindri.

Ia menambahkan, ada tiga tahapan dalam menghadapi pandemi yakni tahap stay at home atau berdiam di rumah dan memberikan BLT atau sejenisnya, tahap rehabilitasi dan persiapan new normal dan tahap rekontruksi ekonomi.

Sementara itu, Kepala BPS Kabupaten Agam Evi Junaidi mengatakan ada beberapa sektor di Sumatera Barat yang rentan terkena dampat pada pandemi Covid-19 yakni pertanian, perdagangan, transportasi, kontruksi dan industri pengolahan.

“Dari sektor pertanian berdampak pada penurunan permintaan produk pertanian, keterjangkauan harga dan antispasi gangguan pasokan atau distribusi pangan. Di sektor perdagangan berdampak pada menurunya permintaan, berkurang daya beli, keterjangkauan harga di pasar, dan ancaman PHK,” jelasnya.

Selanjutnya pada sektor transportasi berdampak pada penurunan jumlah penumpang, kebijakan persyaratan penumpang angkutan udara. Sementara di sektor kontruksi terhambatnya bahan baku impor, adanya isolasi pekerja sebagai dampak Covid-19. Sedangkan di sektor industri pengolahan yakni penurunan produksi karena menurunnya permintaan dari konsumen.

(Humas DPRD Agam)




Cawako & Cawawako


This will close in 8 seconds