EkspresNews.com – Dua puluh tahun yang lalu, kawasan Rimbo Malampah hingga Simpang menuju Lurah Barangin sangat terasa nyaman, dengan udara sejuk yang dingin dapat dinikmati oleh siapapun. Hal tersebut dikarenakan lokasi itu adalah cagar alam yang dijaga kelestariannya.
Namun sangat disayangkan, saat Indonesia Raya (affiliate EkspresNews) melalukan perjalanan kembali ke lokasi Cagar Alam, nyatanya telah gundul alias dibabat habis. Padahal jika dibandingkan pada saat dahulu, anggaran masih sangat terbatas dan saat ini anggaran untuk cagar alam sangat banyak, ada apa?
Menurut salah tokoh warga Pasaman, bahwa Dinas Kehutanan yang bertanggun jawab saat ini banyak melakukan kegiatan seremonial tangkap pelaku illegal logging saja. “Seperti ada tiga kubik kayu yang dijarah oleh orang tidak dikenal, tapi Dinas Kehutanan seakan tutup mata,” ungkap Edy Bonjol kepada Indonesia Raya beberapa waktu lalu di Rimbo Malampah.
Baca : Korupsi Tambang Dilaporkan ke KPK
Lebih lanjut dikatakan Edy Bonjol, jika saat nanti banjir bandang datang, maka Dinas Kehutanan bergegas menuju lokasi seperti yang terjadi 4 tahun silam. “Pada saat itu, dinas bergegas menuju lokasi dan mengklaim bahwa itu murni benca alam, bukan ilegal logging ataupun penebangan hutan secara liar, padahal kalau boleh berkata jujur, bencana itu terjadi karena ilegal logging kan?” ujarnya mengingatkan.
Menurutnya, jika hal tersebut dilakukan pembiaran, masyarakat Pasaman yang akan menjadi korban jika banjir kembali terjadi. “Siap-siap saja menerima banjir bandang, karena penahan air di hutan telah habis ditebang,” ungkapnya.
Keindahan dan keasrian cagar alam tinggal kenangan, keamanan lingkunganpun menjadi tanggungjawab bersama. Kendati demikian, Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Pasaman tidak dapat ditemui untuk perihal konfirmasi.
(Ismed Badun)