EkspresNews.com – Sejak beberapa waktu belakangan, setidaknya sudah ada 300 hektar hutan dan lahan (Hutla) yang terbakar di Kabupaten Limapuluh Kota. Musibah sijago merah itu terjadi pada 31 titik api yang tersebar di enam kecamatan dan kondisinya sudah mengkhawatirkan. “Kondisi kebakaran di daerah kita sudah berada dalam keadaan membahayakan. Kita berharap ini segera teratasi,” ungkap Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi didampingi Wakil Bupati Ferizal Ridwan di hadapan para wartawan di posko Pemadaman Kebakaran Hutan Provinsi Sumatera Barat di GOR Singa Harau, Rabu (11/10).
Khusus untuk kawasan perbukitan Lembah Harau yang tidak terjangkau pemadaman secara manual, telah mendapatkan bantuan pemadaman dengan helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kehutanan RI untuk melakukan water boombing sejak hari Minggu 9 Oktober 2016 lalu.
“Alhamdulillah, selama tiga hari helikopter terbang sudah banyak titik api yang berhasil dipadamkan. Bila sebelumnya ada 30 titik, sekarang sudah dibawah 20 titik,” ujar Irfendi.
Dikatakan, data kerugian masih dalam pendataan, namun hingga kini tidak ada korban jiwa manusia maupun hewan ternak. Untuk mengantisipasi bertambahnya musibah kebakaran ini, ia mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran sampah atau melakukan pembakaran untuk membuka lahan perkebunan.
Pada kesempatan itu Irfendi juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut berupaya keras menanggulangi kebakaran di daerah ini. Bila tidak cepat diantisipasi, dikhawatirkan kebakaran akan semakin parah seperti di wilayah Riau yang sulit diatasi.
Kapolres Limapuluh Kota AKBP Bagus Suropratomo Oktobrianto, S.Ik mengatakan pihaknya bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan berbagai pihak lainnya berupaya melakukan upaya pemadaman secara manual di kawasan perbukitan Harau.
“Kasus kebakaran ini belum bisa dikatakan terbakar atau dibakar. Sebab, hingga kini perkaranya masih dalam penyelidikan. Untuk menjawab apakah ada unsur pidana atau kesengajaan dalam peristiwa kebakaran ini, kami telah melakukan pemanggilan dan meminta keterangan terhadap sejumlah orang yang diduga mengetahui kejadian,” papar Kapolres.
Sebelumnya Wakil Bupati Ferizal Ridwan juga memaparkan, kebakaran tersebut terjadi di Kecamatan Harau, Luak, Lareh Sago Halaban, Pangkalan dan Kapur IX. Selain itu, baru-baru ini juga terjadi di Kecamatan Mungka.
Zulmi dari KSDA Sumbar menjelaskan saksinya 10 tahun penjara dan denda mencapai Rp500 juta. Dalam kesempatan itu Seksi Bisop Lanud Padang Lettu Sucipto Wiranto ikut menerangkan proses water bombing dengan menggunakan helikopter. Ia mengakui upaya pemadaman di wilayah perbukitan Harau bukan hal mudah. “Water bombing di kawasan perbukitan ini berbeda dengan pemadaman di Riau yang relatif datar. Apalagi di lembah Harau atau di kawasan taram yang titik apinya berada di celah antar dua bukit,” ujar Sucipto.
Ikut hadir dalam acara itu Sekdakab Limapuluh Kota Yendro Tomas, pihak BPBD Sumbar dan Kabupaten Limapuluh Kota, Pihak Dinas Kehutanan, KSDA dan sejumlah pihak terkait lainnya.
(NS)